Pembinaan Atlet Terhambat Covid-19

SOREANG – Mewabahnya pandemi covid-19 di Indonesia berdampak kepada semua sektor, salah satunya terhadap perkembangan Olahraga. Banyak momen kejuaran dan event Nasional sampai Internasiol terpaksa ditunda, bahkan digagalkan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua KONI Kabupaten Bandung, Herda M Gani mengatakan dampak adanya pandemi covid-19 imbasnya sangat terasa. Selain pada event kejuaraan, turnamen juga pada pembinaan atlet. Menurutnya, KONI Kabupaten Bandung saat ini sedang mempersiapan para atlet untuk mengikuti Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Daerah (Porda) pada Juli 2021 mendatang.

”Terpaksa diberhentikan karena pandemic covid-19. Meski BK Porda itu masih satu tahun lagi, tapi kan pembinaan atlet harus dilakukan. Karena kalau atlet itu tidak boleh berhenti berlatih, akan berperangaruh pada saraf motoriknya. Dan yang paling terkena imbasnya cabang olahraga (cabor) beregu, kalau nomor perorangan mereka bisa latihan sendiri di rumah masing masing,” kata Herda saat ditemui di secretariat KONI di Komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kamis (28/5).

Menurut Herda, kondisi seperti ini memang dirasa cukup berat. Sebab, memang BK Porda Juli 2021 mendatang itu, harus dipersiapkan dari sekarang. Persiapan yang matang dan tidak main main. Namun karena adanya pandemi virus corona, selain pembinaan, beberapa agenda pun terhambat. Untungnya, dari sisi anggaran Pemerintah Kabupaten Bandung tetap memberikan hibah dengan nilai sesuai perencaan awal.

”Anggaran tetap dikucurkan, namun memang penggunaanya kami lakukan skala prioritas. Seperti belaja pegawai dan operasional. Kemudian kami juga memberikan insentif pada atlet dampak dari pandemi. Insentif sengaja kami berikan dalam bentuk uang, agar mereka bisa membeli atau memilih sendiri kebutuhan vitamin, suplemen dan obat obatan yang dibutuhkan untuk tetap menjaga stamina dan performance nya,” jelasnya.

Lebih lanjut Herda menjelaskan, meski pembinaan tidak bisa berjalan. Pemberian insentif kepada atlet dan pelatih tetap harus diberikan, meski nilainya bervariatif. Yakni untuk atlet dan pelatih yang telah masuk PON sebesar Rp 1 juta. Kemudian atlet dan pelatih Porda yang meraih medali sebesar Rp 750 ribu. Hal tersebut juga berlaku bagi atlet atlet non medali, namun diproyeksikan masuk Porda, mereka mendapatkan insentif sebesar Rp 500 ribu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan