BANDUNG – Jumlah pelanggaran kendaraan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat (Jabar) tembus di angka 99,133 kendaraan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Hery Antasari mengatakan, jumlah pelanggaran tersebut pertanggal 26 Mei 2020. “Kami menerima data dari pihak kepolisian, dari 99,133 kendaraan, kebanyakan pelanggaran dilakukan oleh roda dua sebanyak 56.686. Sementara, kendaraan roda empat 39.291 dan lain-lainnya seperti bus sekitar 3.000-an,” kata Hery di Gedung Sate Bandung, Rabu (27/5).
Kendati demikian, menjelang fase new normal, Dishub Jabar akan terus meningkatkan intensitas pengawasan guna melakukan penyekatan diperbatasan. Sebab, kata dia, masih banyak pemudik yang belum balik setelah berkunjung ke kampung halamannya.
“Jumlah masih banyak. Estimasi kami, ada sekitar 500 ribu pemudik yang belum balik, dan itu belum setengahnya yang bergerak,” katanya.
Pihaknya menyebut, jika arus balik yang relatif belum besar itu memang bisa disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, kemungkinan para pemudik yang hendak balik itu masih menunggu situasi yang dianggap menguntungkan.
“Mereka sepertinya wait and see, menunggu kondisi di lintas agak longgar, apalagi ada kabar PSBB di ibukota berakhir pada 4 Juni mendatang. Sebagai antisipasi, kami juga tentu terus memonitor dinamika yang terjadi, skenario penanganan tetap disiapkan,” terangnya.
Menurut Heri, perkiraan jumlah pemudik sebanyak itu merujuk pada hasil survei yang dilakukan Kemenhub yang menunjukan masih banyak warga yang ngebet ingin pulang kampung pada saat Lebaran. Untuk itu, pihaknya, langkah ini sekaligus antisipasi, memperbanyak sekat di pintu masuk ke wilayahnya.
Terlebih, tren penanganan Covid-19 di Jabar terus memperlihatkan tren positif. Indeks reproduksi di wilayahnya antara 1,07-1,09. Kondisi ini menunjukan bahwa sebaran Covid-19 satu pasien positif bisa menularkan ke satu orang lainnya.
Angka ini di bawah catatan April lalu yang masih pada rasio 3, sehinggga bisa menularkan ke tiga orang lainnya.
“Total penyekatan di perbatasan ada 24 titik, tapi secara keseluruhan mencapai 176 cek poin. Tapi kan pintu masuk ini banyak. Banyak dinamikanya karenanya kita koordinasikan dengan kabupaten dan kota, sehingga diharapkan mendekati Bodebek itu hanya sisa-sisanya saja,” pungkasnya. (mg1/drx)