JAKARTA – Sejumlah pemimpin dunia menyepakati untuk menyumbangkan lebih dari USD 8 miliar, atau sekitar Rp 120 triliun, guna mendanai pengembangan vaksin dan penelitian pengobatan pasien virus Korona (Covid-19). Kesepakatan tersebut terbentuk dalam pertemuan yang digelar secara daring oleh Uni Eropa yang dihadiri oleh 40 negara dan pendonor.
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, selaku tuan rumah mengatakan, bahwa dana yang dijanjikan itu akan membantu memacu kerja sama global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengatakan aksi negara-negara itu menunjukkan nilai sejati dari persatuan dan kemanusiaan. Namun dia mewanti-wanti, banyak hal yang harus dilakukan di kemudian hari.
“Secara keseluruhan, lebih dari 30 negara, bersama dengan PBB, badan filantropi, serta lembaga penelitian, memberikan sumbangan,” kata Von der Leyen, Selasa (5/5/2020).
“Penyanyi pop Madonna juga termasuk sebagai pendonor yang menjanjikan USD1 juta, atau setara Rp15 miliar,” sambungnya.
Komisi Eropa menjanjikan USD 1 miliar, atau setara Rp 15 triliun, untuk mendanai penelitian tentang vaksin. Sementara Perancis berikrar memberi bantuan USD500 juta, atau setara Rp 8 triliun, demikian juga Arab Saudi dan Jerman. Sedangkan Jepang menjanjikan lebih dari USD 800 juta, atau setara Rp 12 triliun.
Namun, AS dan Rusia tidak ambil bagian dalam inisiatif tersebut. Sementara China, tempat wabah itu bermula pada Desember silam, diwakili oleh duta besarnya untuk Uni Eropa.
Dari total bantuan yang dikumpulkan, sebanyak USD4,4 miliar (Rp66 triliun) dialokasikan untuk pengembangan vaksin, sementara USD2 miliar (Rp30 triliun) untuk penelitian pengobatan, dan USD1,6 miliar (Rp24 triliun) untuk produksi alat tes, kata Uni Eropa.
Dalam sambutan pembukaannya di KTT itu, Von der Leyen mengatakan setiap orang harus ikut serta untuk mendanai “upaya yang benar-benar global”.
“Saya percaya 4 Mei akan menandai titik balik dalam perjuangan kita melawan virus Korona karena hari ini dunia berkumpul bersama,” katanya.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan, “semakin kita bersama” dalam berbagi keahlian, “semakin cepat ilmuwan kita akan berhasil” dalam mengembangkan vaksin.
Johnson, yang menghabiskan tiga malam dalam perawatan intensif karena didiagnosa positif Covid-19, mengonfirmasi Inggris berjanji memberi bantuan Pound 388 juta (Rp 7,27 triliun) untuk penelitian vaksin, pengujian dan perawatan.