BANDUNG – Sistem Boarding School (BS) sebetulnya sudah banyak dikembangkan di kalangan pondok pesantren.
Sistem ini sangat layak dikembangkan untuk sekolah-sekolah. Sebab, sistem ini diyakini menjadi salah satu alternatif sistem pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan formal dengan pendidikan nonformal model pengasuhan.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Pengamat Kebijakan Pendidikan Cecep Darmawan mengatakan, pada prateknya banyak orang sukses di negeri ini yang terlahir dari sistem BS.
Menuruutnya, faktor pembelajaran dan pengasuhan yang terintegrasi dengan baik menumbuhkan karakter positif, seperti disiplin, rajin, mandiri, kerja keras, toleran, peduli sosial dan lingkungan hidup, ke dermawanan, tolong-menolong, dan hal positif lainnya.
“Selama ini diyakini sebagai salah satu implementasi model pendidikan karakter dengan mengembangkan konsep multiple intelligences system yang menekankan pada aspeklife skills, soft skill, dan mempertautkan ilmu, akhlak, sikap,” jelasnya kepada Jabar Ekspres, Kamis, (30/1).
Dia menilai, sekolah yang berbasis BS juga melaksanakan tes multiple intelligences research, yakni suatu tes yang bertujuan untuk mengetahui entry behavior siswa dan sejauh mana potensi kecerdasan siswa yang berbeda-beda atau beragam tadi dapat dioptimalkan dalam program BS.
BS salah satu model program pendidikan persekolahan yang proses pembelajarannya dilakukan di sekolah plus asrama sepanjang hari, melalui kurikulum yang terintegrasi baik dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Kendati demikian, sistem BS harus dikelola secara profesional untuk menghasilkan output dalam pengembangannya.Sehingga, sistem BS harus membuat program-program yang lebih variatif agar tidak membuat jenuh siswa.
Dengan menggunakan kurikulum yang sudah teruji dengan baik dan mengembangkan model inovasi dan strategi pembelajaran serta pengasuhan siswa yang sentris yang memperhatikan perkembangan psikologi siswa.
“Tentu ini berdampak pada sikap dan perilaku anak didik yang jenuh. Ada sejumlah temuan sekolah berbasis BS yang dikelola kurang profesional dan tidak menerapkan prinsip merdeka belajar, yang pada akhirnya menimbulkan kebosanan pada diri siswa,”kata dia. (mg1/yan)