BANDUNG-Pengamat Kebijakan Pendidikan Kota Bandung Cecep Darmawan mengatakan, sekolah tidak sepantasnya menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pembelian fasilitas siswa selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Cecep berpendapata, bahwa penambahan fasilitas tersebut bisa diambilkan dari sumber dana lainnya. Misalnya, melalui dana pembangunan insfrastruktur di tahun 2020.
“’Kan sekarang lagi banyak realokasi dana dari insfrastruktur 2020 untuk menangani Covid – 19 ini, nah bisa sebagian realokasi ini diarahkan untuk pendidikan, biarkan saja dana BOS untuk fungsinya awalnya,”ujar Cecep kepada Jabar Ekspres, Jumat (24/4).
Cecep mengatakan, kendala pembelajaran melalui daring pasti akan terkendala oleh fasilitas, seperti koneksi internet terlebih lagi tidak semua guru kurang berpengalaman dalam kondisi seperti ini.
“Tapi memang tidak ideal bila kita bandingkan dengan kondisi normal, kalaupun dana BOS sudah terpakai hal ini harus dihitung oleh pemerintah pusat dan harus digunakan secara proporsional,” katanya.
Proporsional yang dimakaud, jelas Cecep, setiap sekolah memiliki atau menerima dana BOS yang berbeda-beda. Ia memaparkan, apabila satu sekolah memiliki siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) yang lebih minim sedangkan penggunaan dana BOS dipukul rata maka tidak sesuai aturannya. Maka dari itu, Cecep menyarankan pemerintah agar lebih proporsional.
“Harus dihitung dari awal berapa kebutuhannya, dari masing – masing sekolah sampaikan dalam hitungan komprehensif, dan hitung secara kumulatif berapa persen dana BOS terpakai selama PJJ ini,” sarannya.
Selama proses PJJ, pemkot kata dia, bisa menjalin kerja sama dengan provider internet seperti Telkomsel, Xl, Indosat dan lainnnya. Hal itu guna mendukung dan mempermudah para siswa selama PJJ.
“Saya rasa dalam kondisi begini kemanusian harus diutamakan, semua demi bangsa, kemudian menjadi catatan penting selama PJJ dan dampak dari Covid ini baik sekolah mungkin sudah mulai meningkatkan akses IT nya ketika menghadapi pandemi atau dalam kondisi kedaruratan lain, sekolah masing – masing sudah punya aplikasi atau feature lain bisa dikembangkan, seperti milik swasta ruang guru dan sekolah juga memiliki itu, mungkin itu bisa juga dimanfaatkan,” pungkasnya. (mg2/tur)