BANDUNG – Melemahnya rupiah sampai menembus Rp 16.000 terhadap dolar Amerika menjadi warning bagi pemerintah.
Pengamat Ekonomi Setia Mulyawan mengatakan, reaksi dan respon terhadap kasus Covid-19 dan wacana lockdown yang bergulir menjadikan sentiment negative terhadap pelaku pasar. Sehingga, kondisi ini harus diwaspadai, sebab akan berdampak pada melemahnya beberapa indikator makro.
’’Ketakutan investor terhadap pandemi virus Covid-19. Maka, pemerintah diimbau untuk waspada,’’kata Mulyawan di Kampus UIN Bandung, Kamis (19/3).
Dampak lainnya adalah negara ini bisa menjadi tidak kondusif bagi tumbuhnya bisnis. Bayangkan orang asing yang mau datang ke Indonesia sekarang ragu-ragu, menahan diri karena kebijakan diberbagai negara asalnya atau juga di negara Indonesia.
Mulyawan menjelaskan, jika kasus Covid-19 ini masih terus berlanjut, maka permintaan (demand) terhadap mata uang akan rendah sehingga berdampak pada turunnya nilai rupiah. Terlebih, dengan wacana lockdown membuat kekhawatiran bagi para pelaku bisnis.
“Dugaan saya trennya masih akan menurun karena pasar sedang menunggu juga apakan pemerintah akan memberlakukan lockdown atau tidak sampai hari ini keputusan lockdown itu belum diambil,” jelasnya.
Jika kebijakan lockdown ditetapkan, kata dia, sektor perekonomian akan sangat terdampak. Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pemerintah untuk mempersiapkan logistik dan kebutuhan masyarakat sebelum menetapkan kebijakan lockdown.
“Kalau permintaan terhadap nilai dolarnya naik maka nilai rupiah akan turun. Jadi, ini saya agak khawatir karena lockdown belum diberlakukan saja kita sudah nembus diangka Rp 16.000,” katanya.
Mulyawan menyampaikan bahwa pemerintah harus mencari solusi untuk mengintervensi pasar supaya nilai rupiah tidak terlalu melorot, dan juga harus memperhatikan ketersediaan kebutuhan logistik masyarakat untuk berjaga-jaga jika menghadapi keadaan yang lebih buruk.
“Saran saya pemerintah harus mengambil langkah kalau memungkinkan intervensi pasar apabila cadangan devisanya memungkinkan ya diintervensi supaya tidak progresif penurunannya. Dan segera menenangkan publik, memberi kepastian langkah mana yang akan diambil supaya tidak menjadikan spekulasi ditengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (mg1/yan)