JAKARTA – Keberhasilan tim putra Indonesia menjadi juara Badminton Asia Team Championships atau BATC 2020 di Filipina, menjadi modal penting buat Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan ke Piala Thomas 2020 di Denmark, Mei nanti.
Chef de Mission tim Indonesia, Achmad Budiharto mengatakan, kemenangan di BATC 2020 bukanlah tujuan utama tim yang berangkat ke Manila, tetapi merebut Piala Thomas menjadi prioritas utama.
Tim putra tak boleh terlena dengan kemenangan ini, perlu diingat juga, bahwa beberapa tim tak turun dengan pemain terbaiknya seperti Jepang dan India. Tiongkok pun kali ini harus absen.
Namun, banyak pelajaran berharga dan pengalaman yang diambil dari kejuaraan yang berlangsung di Rizal Memorial Coliseum ini. Perjuangan para atlet pun perlu diapresiasi. ”Alhamdulillah kami bisa pertahankan gelar untuk ketiga kalinya, kami patut bersyukur, tim telah berjuang luar biasa. Namun, kami tidak bisa berpuas diri, target utama kami adalah Piala Thomas, kami mau bawa kembali Piala Thomas yang sudah cukup lama tidak ke Indonesia,” kata Budiharto kepada Badminton Indonesia.
Menurutnya, Terakhir kali Indonesia menjadi juara Piala Thomas ialah pada 2002, saat ajang digelar di Guangzhou, Tiongkok. Saat itu skuad masih dihuni Hendrawan, Taufik Hidayat hingga Chandra Wijaya/Sigit Budiharto.
Dia mengatakan, setelah BATC 2020, tim harus segera mengevaluasi penampilan masing-masing dan kembali mempersiapkan diri untuk Piala Thomas dan turnamen lainnya. ”Perlu dievaluasi lagi bagaimana mengatasi pressure untuk tampil normal. Ini jadi PR bagi kami semua, termasuk para pelatih, bagaimana mengkondisikan tim dengan baik supaya nanti pada waktunnya dapat hasil yang terbaik,” jelasnya.
Manajer Tim Indonesia, Susy Susanti memandang bahwa jika melihat kekuatan tim putra, Indonesia berpeluang besar untuk merebut Piala Thomas tahun ini. ”Harus optimistis di Piala Thomas, ini kesempatan baik buat kami. Kami harus lebih mempersiapkan diri lagi, kami berharap sekali bisa mengembalikan Piala Thomas ke Indonesia,” ujar Susy.
Sekadar catatan, saat tim putra menjadi Raja Asia di BATC edisi pertama pada 2016, Indonesia gagal menjadi juara di Piala Thomas. Begitu juga saat kampiun BATC edisi kedua pada 2018, trofi Thomas Cup juga melayang. (bi/jpnn/rus)