YCAB dan HSBC Berdayakan Pelajar SMK Bandung Untuk Siap Berbisnis

BANDUNG – Fenomena lulusan SMK mendominasi tingkat pengangguran di Indonesia sudah terjadi selama beberapa tahun belakang. Menurut sumber data BPS, dari tahun 2015-2019 persentase pengangguran lulusan tingkat SMK mencapai 11,4 persen. Bekerjasama dengan HSCB, YCAB Foundation (Yayasan Cinta Anak Bangsa) berupaya menanggulangi masalah pengangguran lulusan SMK dengan proyek pendidikan bernama Anak Bangsa Siap Berkarya (ABSB).

Program lima tahunan ini bertujuan untuk membekali murid SMK yang berasal dari kalangan prasejahtera dengan keterampilan kesiapan kerja dan pengetahuan kewirausahaan. Tidak cuma Bandung, program ini juga digelar di empat kota lainnya yaitu Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Medan.

Ada dua jenis sub program dalam ABSB, yaitu ready to work yang memberikan pelatihan kesiapan dunia kerja, seperti penulisan CV, menghadapi wawancara kerja dan persentasi. Sementara Ready to Business memberikan pelatihan kewirausahaan di mana peserta belajar manajemen keuangan dan diberikan modal usaha untuk berlatih mengimplementasikan ide bisnis.

Chief Operating YCAB Foundation, Susi Hermianto menuturkan program ini memberikan bekal pada para pelajar SMK di kota kabupaten Bandung. Sebanyak 4.132 pelajar SMK dari 10 sekolah mengikuti training yang digelar di Fave Hotel Braga, Kamis (30/01).

“Para pelajar ini didampingi oleh mentor exspert yang bertugas memberi arahan bisnis yang sudah direncanakan. Mereka dikasih kesempatan mengembangkan bisnisnya sehingga beberapa pelatihan dasar berbisnis diberikan kepada mereka,” katanya di lokasi.

Para pelajar ini diberi pelatihan berbisnis, mulai dari strategi, sasaran pembeli, pengemasan produk, sampai penjualan. Calon-calon pebisnis ini memproduksi muakai dari makanan sampai produk rumah tangga.

Susi menyebut selama ini lulusan SMK kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Kurikulum pendidikan SMK pun dianggap tidak mengikuti perkembangan zaman. “Pendidikan SMK tidak relevan dengan kondisi hari ini sehingga mereka gak tau tujuannya ke mana setelah lulus. Pemerintah harus ikuti perkembangan zaman mengenai kurikulum SMK,” jelasnya.

Salah satu sekolah Ready to Business yang mendapat perhatian setelah diberikan modal usaha adalah Kelompok Kedai Sobat Maknyus dari SMK Plus Al-Aitaam. Mereka membuka usaha kuliner dengan berbagai menu, antara lain karedok, bakso goreng, dan ayam goreng.

Tinggalkan Balasan