Meski penghasilan guru honorer pas-pasan, Tidak membuat Dede patah semangat. Prestasi tingkat nasional dan pendidikan tinggi yang dia raih semuanya berkat kerja buah dari kerja kerasnya. Karya Inovasinya kini sudah diterapkan di sekolah-sekolah dasar inklusif melalui metode ‘Tutor Sebaya’
Emilia La Palau, Kota Bandung
Sudah 32 tahun Dede Suryana mengabdi di dunia pendidikan, meski berstatus guru honorer disalah satu Sekolah Dasar Negeri Kota Bandung, dedikasinya patut diberikan apresiasi. Sebab, berkat ide dan kerja kerasnya dia telah berhasil mendapat penghargaan tingkat nasional melalui karya inovasi untuk pembelajaran bagi pelajar berkebutuhan khusus.
Lahir di Garut pada 8 Juli 52 tahun silam, setengah dari hidupnya sudah didedikasikan pada dunia pendidikan. Sejak lulus dari SMA pada 1987, pengabdian pada dunia pendidikan dimulai. Lelaki yang akrab disapa Abah Dede ini sudah mulai membantu bagian administrasi dan mengajar di sekolah SMP Tunas Harapan garut kala itu.
“Kebetulan ada guru saya yang mengajak untuk bantu-bantu di sekolah itu, maka saya ikut-ikutan saja,” kenang Dede kala itu.
Dedikasi Dede untuk memberikan pelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus tercetus ketika putra keduanya didiagnosa memiliki kelainan. Gelisah dan cemas, Itulah dirasakan Dede ketika menanti buah hatinya lahir ke dunia. Rasa haru dan bahagia kala itu berkecamuk di hatinya manakala anak kedua Dede lahir dengan selamat. Akan tetapi, setelah beberapa hari diketahui anaknya mengalami kelainan.
Sebagai seorang guru sebetulnya dia tahu betul bagaimana caa memberikan pendidikan kepada anak. Akan tetapi, untuk anaknya yang memiliki kekurangan, dia harus memutar otak untuk menemukan cara agar anaknya bisa memahami pembelajaran yang diberikan.
Meski hidup sederhana, tidak membuat Dede patah semangat. Untuk memberikan pendidikan kepada anaknya Dede mencoba memahami prilaku dan karakter anak berkebutuhan khusus.
“Anak saya yang ke dua memiliki kebutuhan khusus, saya belajar bagaimana penerapan dan cara mengajar melalui dia, dan ternyata semua siswa berbeda cara pengajarannya,” ucap Dede ketika mengenang anak keduanya dari tiga bersaudara.
Setelah mempelajari prilaku dan karakter dari anaknya sendiri, Dede mencoba membuat konsep pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus dengan nama Tutor Sebaya. Setelah tersusun, dia coba terapkan di SDN 206 Putraco Indah Bandung pada 2006. Kebetulan Dede mulai mengajar di sekolah itu.