“Kami baru bicarakan tentang banjir yang terjadi pada bulan Januari ini, ada sembilan kepala daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat ini yang mengalami banjir. Seperti Kabupaten Bandung Barat, Karawang, Indramayu, Subang, kemudian Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi serta Kota Depok,” katanya.
Diapun menyampaikan tentang progres baik dari Sungai Citarum, salah satunya pada 17 Desember lalu tidak terdengar banjir berkepanjangan di Dayeuhkolot dan sekitarnya.
Sebab, kata dia, dengan adanya operasi dari terowongan Cigombong telah menyelesaikan Cisangkuy untuk mengalirkan 50% aliran ke hilir Dayeuhkolot masuk ke Citarum dengan selesainya bulan April.
“Mudah-mudahan di tahun 2020 ini banjir di lingkungan Bandung bisa terkendalikan dengan lebih baik,” harapnya.
Setelah beres di hulu, pihaknya akan fokus ke hilir daerah Karawang muara Gembong yang tahun ini terkena banjir besar sehingga programnya tahun depan bisa mulai dengan adanya usulan membuat bendungan di Cideet.
“Cideet berada di Kabupaten Bogor itu untuk mengendalikan banjir di karawang mungkin tahun depan dan Bekasi ingin ada bendungan sendiri ingin ada Cijurai yang butuh irigasi, saya kira dua-duanya penting,” hematnya.
“Saya mohon, kalau kita akan bangun Cijurai Cideet gak perlu bareng-bareng, tapi pastikan dua-duanya bisa tuntas kalau itu memang dibutuhkan oleh rakyat. Jadi dengan demikian tahun 2021 bisa kita mulai mengolah bendungan untuk selesai 2023 atau paling lama tahun 2024,” katanya.
Sementara, untuk Bogor pihaknya tetap diperintahkan oleh presiden untuk mengurus semua yang terisolasi. Pihaknya sudah menangani secara darurat tapi nanti akan ditangani secara permanen di tahun 2021. “ Harapannya 3 tahun selesai semua sudah kita desain dan kerjakan. Sekarang kami kumpul untuk mensinergikan apa yang kami lakukan diketahui oleh kepala daerah, kepala daerah bisa menyampaikan pada rakyatnya bahwa kita akan menangani banjir di Jawa Barat,” pungkasnya. (mg1/drx)