CIMAHI – Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi untuk melakukan pendampingan terhadap gadis MN (15), siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang membuang bayinya sendiri.
Sebelumnya, gadis MN membuang bayi perempuannya di Kampung Leuweung Gede RT 7 RT11 Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Bayi tak bernyawa itu merupakan hasil hubungan gelap MN dengan kekasihnya yang juga berinisial MN (15), yang juga siswa SMP.
Kepala Bidang Sosial pada Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi, Agustus Fajar mengatakan, Sakti Peksos siap melalukan pendampingan terhadap gadis MN. Termasuk saat diminta pihak keluarga dan kepolisian.
”Kalau diminta, Sakti Peksos pasti akan melakukan pendampingan terhadap MN. Itu sudah jadi tugas kita,” ujar Agustus saat ditemui di Komplek Perkantosran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Jumat (10/1).
Dikatakannya, pendampingan yang akan diberikan adalah seputar aspek psikososial dan akses kesehatannya. Sedangkan dari sisi hukumnya, terang Agustus, ada pengacara negara dari kejaksaan yang disiapkan bagi warga kurang mampu.
Sementara itu, Sekretaris DinsosP2KBP3A, Fitriani Manan menambahkan, pihaknya merasa prihatin dengan adanya kejadian tersebut.
”Intinya kita merasa prihatin dengan adanya kasus tersebut. Yang harus dipikirkan kan sekarang sikologisnya,” katanya.
Fitriani menegaskan, pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap gadis MN. Namun dalam hal ini, kata dia, tentunya butuh sinergitas antarpihak terkait. Hal pertama yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan terhadap yang bersangkutan.
Fitriani menjelaskan, sebetulnya untuk usia seperti MN yang masih berusia 15 tahun secara kesehatan dan psikologi belum matang untuk hamil dan melahirkan.
”Hamil dan melahirkan pada usia tersebut berbahaya karena organ reproduksinya belum matang. Secara psikologi juga belum siap memiliki anak karena ya masih anak-anak,” jelasnya.
Untuk pencegahan agar hal serupa tidak terjadi lagi, lanjut dia, pendidikan seks sejak dini harus diberikan sebagai sumber pengetahuan yang benar. Selain itu, kata Fitriani, peran peran orang tua sangat penting untuk menghindarkan anaknya dari pergaulan bebas.