CIMAHI – Stunting disebut menjadi penyebab rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bersaing di tingkat global. Oleh sebab itu, semua pihak bertanggungjawab mengkampanyekan gerakan pencegahan dan penanganan stunting.
Hal itu disampaikan Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna saat menanggapi masih banyaknya anak yang mengalami stunting di Kota Cimahi pada Rabu (25/12).
Dikataknnya, semua perangkat daerah, camat, lurah, organisasi profesi, dan seluruh elemen masyarakat termasuk PKK dan ibu-ibu kader harus berperan serta dalam penaggulangan masalah gizi yang berdampak terjadinya stunting.
”Kepedulian kita pada masalah stunting tidak bolrh setengah-setengah karena anak-anak adalah penerus kita untuk pembangunan bangsa,” imbuh Ajay.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi mengungkapkan, angka stunting di Kota Cimahi menunjukan grafik penurunan setiap tahuunya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, angka stunting pada Bayi Bawah Dua Tahun (Baduta) tahun 2017 di Kota Cimahi mencapai 1.799 atau 12 persen dari total jumlah anak. Kemudian angka itu turun di tahun 2018 menjadi 973 atau 7,06 persen.
Begitupun dengan Bayi Bawah Lima Tahun (Balita), tahun 2017 angka stuntingnya masih 6.166 atau 15,74 persen. Namun menurun ditahun berikutnya menjadi 3.583 atau 9,75 persen.
Dijelaskan Ajay, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingha anak terlalu pendek untuk usianya.
”Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia dua tahun,” terangnya.
Menurutnya, stunting pada balita memberikan dampak yang kurang menguntungkan, antara lain mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, dan gangguan lain.
”Penanganan tentang gizi dan kesehatan hanya berkontribusi 30 persen, adapun 70 persen penyebab stunting terkait sanitasi, pola pengasuhan, ketersediaan dan keamanan pangan, pendidikan, kemiskinan, dam situasi politik,” terangnya.
Ajay melanjutkan, kejadian stunting dapat dicegah dengan berbagai cara. Hal yang paling penting adalah mempersiapkan calon ibu agar cukup gizi pada saat hamil, salah satunya dengan program pendampingan seribu hari pertama kehidupan.