Saya lanjutkan memutar sekali lagi. Ingin tahu lebih banyak. Di satu tempat langkah mereka terhambat. Sampai berdesakan. Yakni saat terhambat banyak orang yang lagi berhenti –untuk menghormat Dewa Hanoman. Yang gambarnya ada di dekat altar itu.
Petugas meminta mereka segera bergerak lagi. Agar tidak menghambat yang lagi memutari kuil. Tapi ada saja yang menyembahnya berlama-lama. Sampai sujud segala.
Pikiran saya melayang ke Makkah. Membayangkan saat saya tawaf memutari Ka’bah. Yang sesekali melihat wanita yang mengelus-eluskan tangan di dinding Ka’bah. Sambil juga meratap-ratap.
Membayangkan juga tawaf yang kadang terhambat oleh orang yang memaksa bersujud di dekat Makom Ibrahim.
Rombongan memutari kuil tidak ada hentinya. Datang dan pergi.
Hanya saja di kuil Hanoman ini arah memutarnya kebalikan dari tawaf.
Selesai putaran kedua saya kembali masuk antrean. Mendekati altar. Ingin tahu bagaimana akhir dari antrean itu.
Lalu, saya meninggalkan kuil itu.
Juga dengan sejuta rasa.(Dahlan Iskan)