Akhirnya Miranti setuju untuk melanjutkan rencana pernikahan. Miranti sendiri minta dites HIV dan hasilnya negatif. Akhirnya Denny dan Miranti menikah. Miranti mendukung pengobatan suaminya.
Tidak terasa, Denny sudah hampir 6 bulan mengkonsumsi ARV, Mereka berharap dalam 1-2 tahun ke depan dapat menjalani program memiliki anak (pencegahan penularan HIV dari orangtua ke anak).
Lain lagi dengan Marissa. Dia seorang gadis berusia 12 tahun yang duduk di bangku SMP di salah satu kota di Jawa Barat. Dia adalah seorang gadis yang aktif, gemar olah raga seperti berenang.
Marissa tertular HIV dari ibunya dan ibunya tertular dari ayahnya yang pengguna narkoba suntik (Penasun). Penasun pada 10-15 tahun yang lalu masih banyak yang menggunakan jarum suntik bergantian. Akibatnya kelompok ini sangat rentan tertular bukan hanya HIV. Tetapi juga Hepatitis C. Ayah Marissa meninggal karena meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan kuman TBC.
Marissa adalah seorang gadis yang sangat cerdas, dia mengetahui bahwa dia terkena HIV saat Marissa di kelas 3 SD. Saat itu Marissa menguping pembicaraan ibunya dan neneknya soal HIV dan dia mengaitkannya dengan iklan pencegahan HIV di televisi.
”Ma, jadi aku kena penyakit itu ya seperti yang di TV. Aku kan minum obat jamnya sama dengan mama. Kenapa mama gak bilang dari dulu bahwa aku sakit HIV?”.
Mama Marissa tidak bisa membendung air matanya. Mama Marissa memberikan penjelasan yang bisa dimengerti Marissa. Beruntung ibu Marissa dan keluarganya sangat mendukung kesehatan Marissa.
Bahkan tetangga-tetangganya pun sangat suportif. Mereka mendapat penyuluhan dan pendampingan dari salah satu LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS, Sekarang di wilayah tempat tinggal Marissa sudah terbentuk Warga Peduli AIDS (WPA).
Marissa harus minum ARV tiap 12 jam dan tiu dilakukannya sejak dia berusia 2 tahun. Dia sudah minum ARV hampir 10 tahun lamanya. Marissa bercita-cita menjadi seorang psikolog.
Lain lagi dengan cerita Jeje, berusia 40 tahun. Mantan penasun sudah terdeteksi sejak 13 tahun yang lalu, pada 10 tahun pertama kepatuhan minum obatnya cukup baik, walaupun dukungan dari lingkungan sekitarnya agak kurang, Tapi sayangnya dalam 3 tahun terakhir Jeje putus obat.