SOREANG – Menjelang musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengaku sudah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, jelang musim penghujan. pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi ancaman bencana banjir, longsor, dan angin puting beliung yang sewaktu-waktu bisa terjadi di wilayah Kabupaten Bandung.
”Persiapan di musim hujan, kita sudah mengantisipasi dan kita sudah melaksanakan rakor tingkat provinsi, yang mana provinsi juga sudah mulai penghitung waktu untuk segera menetapkan siaga darurat banjir, longsor dan angin puting beliung,”katanya saat ditemui di Soreang, belum lama ini.
Menurut Adjo sapaan akrab kalak BPBD langkah berikutnya, pihaknya telah melakukan inventarisasi peralatan peralatan penunjang kebencanaan, diantaranya perahu, kendaraan Rescue, dan tempat-tempat pengungsian.
”Kita sudah cek semuanya, apa yang kurang apa yang perlu kita siapkan, dalam rangka pelayanan kepada para pengungsi, karena korban banjir itu yang perlu di layani bukan hanya yang berada di pengungsian saja, namun yang tidak mengungsi pun harus kita berikan perhatian, karena, semua juga sangat menderita dengan kondisi banjir seperti itu,”jelasnya.
Adjo menjelaskan, terkait daerah rawan bencana di wilayah Kabupaten Bandung, pihaknya sudah melakukan asesmen dan juga sudah menerbitkan peta risiko bencana di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Pasalnya, hampir semuanya wilayah Kabupaten Bandung berpotensi dan sangat rawan terhadap bencana.
”Apalagi kondisi saat ini musim kemarau nya cukup banyak kebakaran yang cukup luas, pembangunan infrastruktur yang berpotensi seperti pembangunan jalan kereta api cepat di Rancaekek Kulon, ini berpotensi air bah bisa menerjang rumah warga, karena aliran airnya tersumbat dengan urugan kereta api cepat, hal itu merupakan salah satu yang perlu kita waspadai, karena aliran air di Rancaekek itu kesana, sehingga apabila ke bendung maka air bisa balik lagi masuk ke Perumahan warga,”tuturnya.
Selain itu, Akhmad juga mengaku sudah melakukan koordinasi terkait pembangunan Perumahan Agung Podomoro land. ”Kita sudah koordinasikan dengan mereka, karena bentengnya terlalu tinggi, sehingga yang akan menjadi korban adalah Kampung Cikoneng, dan nantinya akan tenggelam, itu bisa menjadi Cieunteun jilid dua, namun setelah di koordinasikan benteng tersebut sudah di turunkan,” terangnya.