BANDUNG– Realisasi pajak parkir hanya tercapai diangka Rp 8 miliar atau 11 persen dari target Rp 72 miliar yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Uung Tanuwidjaja mempertanyakan tak tercapainya target pajak parker tersebut.
“Target tidak tercapai banyak faktor, apakah teknis atau non teknis. Kalau teknis, kita lihat hasil kajian sebelumnya, begitu banyak yang dijanjikan melalui hasil kajian tersebut, ternyata meleset sekali,” kata Uung, di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (15/11).
Terlebih, sambung Uung, jika hasil kajian yang dibuat objektif, seharusnya 70 persen dari target yang dicanangkan bisa tercapai. Oleh karena itu, sambungnya, dewan perlu duduk bersama Pemerintah Kota Bandung guna membahas hal tersebut.
“Kita sama-sama bahas, apakah kita akan menggeser target di tahun berikutnya atau bagaimana. Karena saya yakin hasil kajian tidak mungkin dibuat asal-asalan,” tukas Uung.
Disinggung belum optimalnya mesin parkir menjadi salah satu faktor tidak tercapainya target pendapatan retribusi parkir, Uung tak menepis hal tersebut.
Dirinya melihat jika dibandingkan Jakarta dan Palembang, pengoperasian mesin parkir di Bandung seolah berjalan stagnan. Bahkan, dia menyebut, jika biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang dihasilkan oleh mesin parkir.
“Saya kira terlalu terburu-buru mesin parkir seperti ini. Seharusnya disesuaikan dahulu dengan kemampuan kita mengoperasikannya,” ucap Uung.
Uung mengemukakan, belum optimalnya mesin parkir menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Dinas Perhubungan Kota Bandung. Pasalnya, mereka yang mengoperasikan petugas, operator, dan mesin parkir, serta melakukan sosialisasi di masyarakat. Dia berpandangan, bila masyarakat harus didorong untuk tidak membayar secara manual di lokasi yang terdapat mesin parkir.
“Sosialisasi mesin parkir harus masif. Saya yakin banyak masyarakat yang belum mengetahui cara menggunakan mesin parkir,” pungkas Ketua Fraksi Nasional Demokrat DPRD Kota Bandung ini.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Ricky Gustiadi mengaku, target pendapatan retribusi parkir sangat sulit dicapai tahun ini. Belum optimalnya keberadaan mesin parkir menjadi salah satu penyebabnya.
Dishub Kota Bandung juga bakal mengkaji ulang mesin parkir di sejumlah titik, seperti di Jalan Tamansari, Setiabudi, dan lokasi lainnya. Pasalnya, keberadaan mesin parkir di sejumlah ruas jalan tersebut dinilai tidak efektif. (mg5/drx)