NGAMPRAH– Sepanjang tahun ini, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Barat (KBB), banyak menerima laporan berbagai persoalan yang bersentuhan dengan anak dan keluarga, terutama yang mendominasi adalah soal kasus pelecehan seksual.
Oleh karenanya, ketahanan keluarga dan fondasi agama harus terus ditingkatkan. Hal ini untuk mengantisipasi maraknya perilaku negatif seperti pelecehan seksual.
“Kami dari P2TP2A banyak menerima laporan berbagai persoalan yang bersentuhan dengan anak dan keluarga, terutama yang mendominasi adalah soal pelecehan seksual,” kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) KBB, Yuyun Yunengsih di Ngamprah, Senin (4/11).
Yuyun menyebutkan, kasus pelecehan seksual kerap menimpa keluarga yang fondasi ketahanan keluarganya lemah. Faktanya, banyak pelaku atau predator yang ternyata merupakan orang-orang terdekat dan berada di lingkungan yang sama. Sehingga, faktor pengawasan di keluarga menjadi penting dalam meminimalisasi munculnya kasus ini.
Faktor lain, sebut dia, soal ekonomi dan informasi yang tidak terbatas melalui internet juga menjadi salah satu faktor munculnya pelecehan seksual, terutama di daerah-daerah terpencil yang ada di wilayah selatan KBB.
Beberapa waktu lalu juga, pihaknya sudah menangani dan memberi pendampingan kepada korban pelecehan seksual yang terjadi di Kecamatan Saguling. Sementara, di perkotaan wawasan keluarga relatif lebih mapan dalam menangkal perilaku menyimpang.
“Sangat miris memang ketika mendengar di daerah terpencil ada korban pelecehan seksual atau pemerkosaan. Makanya ini menjadi tanggung jawab bersama semua pihak dalam menjaga agar tidak ada lagi kasus seperti itu di KBB,” ujarnya.
Kasus lain yang juga cukup banyak adalah persoalan bullying atau perundungan yang terjadi di sekolah dan juga lingkungan. Hal itu juga bisa berdampak kepada perkembangan anak ke depan.
Kasus kekerasan pada anak, fisik maupun psikis, di KBB masih ada meskipun tidak banyak. Sebagai antisipasi P2TP2A gencar memberikan sosialisasi ke masyarakat, untuk mengurangi kasus kekerasan pada anak.
“Pelecehan seksual dan bully jadi dua kasus yang banyak dilaporkan. Tentu ini juga menjadi perhatian kami setiap laporan yang masuk untuk langsung ditindaklanjuti. Terutama untuk memberikan pendampingan bagi korban dan mengawal kasus tersebut hingga tuntas bagi pelaku,” tandasnya. (drx)