SMA Bina Muda Gelar MPLS, Bahaya Bullying Jadi Sorotan

Kegiatan MPLS hari pertama yang dilakukan Yayasan Pendidikan SMA Bina Muda di wilayah Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)
Kegiatan MPLS hari pertama yang dilakukan Yayasan Pendidikan SMA Bina Muda di wilayah Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), SMA Bina Muda yang berlokasi di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung memberikan sejumlah edukasi.

Para siswa baru pada MPLS hari pertama ini tak hanya diberikan wawasan Widyatama Mandala serta sejarah sekolah, tapi juga menyoroti bahaya perundungan alias bullying.

Humas SMA Bina Muda, Agung Rizki Pratama mengatakan, edukasi mengenai bahaya perundungan dilakukan guna para peserta didik baru tak melakukan kenakalan, khususnya di lingkungan pendidikan.

Baca Juga:Cegah Judol, Alat Komunikasi Petugas Lapas DiperiksaSerap Rp56 M, Urgensi Subsidi Biskita Trans Pakuan Bogor Disoal

“Edukasi secara detilnya oleh bagian kesiswaan, namun secara garis besar kita menolak tegas terhadap kekerasan atau hal negatif oleh siswa, termasuk perundungan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (15/7).

Menurut Agung, perilaku siswa yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain, tidak bisa diberikan toleransi, sehingga SMA Bina Muda menekankan kepada peserta didik baru untuk menghindari dan mencegah perundungan.

“Makanya dalam pelaksanaan MPLS kita semua guru dilibatkan, termasuk dalam mengawasi aktivitas dari OSIS yang juga sebagai panitia,” bebernya.

Agung menerangkan, pelaksanaan MPLS dilakukan SMA Bina Muda, berlangsung selama empat hari dari pukul 7.00 hingga 14.45 WIB.

“Puncak kegiatannya itu hari Jumat, di luar jadwal MPLS yang empat hari itu. Kita lakukan kemping bersama di Kiara Payung (Jatinangor, Kabupaten Sumedang),” terangnya.

Guna mencegah timbulnya aktivitas yang berpotensi terhadap perpeloncoan, semua guru pun diminta turut bermalam alias kemping dengan peserta didik baru.

“Siswa diawasi panitia, panitia diawasi guru. Selain itu, orangtua siswa juga dibolehkan datang untuk bawakan makanan atau perlengkapan yang kurang,” jelasnya.

Baca Juga:Proyek Bianglala Milik PT Jaswita Terancam Diberhentikan, Ini Penyebabnya!Bullying Masih ‘Bayangi’ Siswa Sekolah, Pemkot Bandung Klaim Sudah Siapkan Langkah Pencegahan

Kegiatan kemping bersama akan menjadi momentum tahunan yang cukup dinanti. Pasalnya, para mantan tenaga pendidik Bina Muda diundang untuk bersilaturahmi.

Agung menenkankan, momen kemping tahunan ini agar dijadikan untuk saling mengenal, saling akrab dan saling mengetahui karakter satu sama lain.

0 Komentar