CIMAHI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi menganjurkan masyarakat Kota Cimahi menanam yang bisa mengusir nyamuk. Seperti bunga lavender, daun siri dan daun mint. Sebab, tanaman-tanaman tersebut diyakini bisa mengusir nyamuk penyebar virus Demam Berdarah Dangue (DBD).
Apalagi, memasuki musim pancaroba ini kasus DBD biasanya mengalami peningkatan seiring berkembangnya jentik nyamuk aedes aegypti.
”Kita anjurkan menanam tanama yang bisa mengusir nyamuk. Contoh bunga lavender, daun siri, daun mint,” kata Kepala Dinkes Kota Cimahi, Pratiwi, saat ditemui di Teknopark usai menghadiri pemberian bonus kepada atlet Popwilda, belum lama ini.
Selain tanaman, Pratiwi juga menyarankan agar masyarakat memelihara ikan cupang, mujair, mas dan sebagainya di bak penampungan air yang sulit dijangkau. Sebab, keberadaan berbagai jenis ikan itu akan menghambat perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypty.
”Ikan cupang bagus karena jentiknya dimakan. Mujair, ikan mas juga bisa,” ujarnya.
Tapi untuk mencegah kasus DBD memasuki musim peralihan dari kemarau ke hujan ini, lanjut Pratiwi, yang paling tepat adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Caranya dengan menutup dan mengubur sarang nyamuk.
Sebab, kata dia, pertumbuhan nyamuk DBD itu bisa terjadi di setiap genangan air. ”Yang penting menjaga lingkungan masing-masing. Kita juga punya program satu rumah punya kader jentik. Entah itu anaknya, orang tuanya yang jadi kader,” tuturnya.
Selain itu, Pratiwi juga mengaku, pihaknya sudah menyediakan abate yang bisa didapatkan masyarakat di 13 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) se-Kota Cimahi secara gratis.
”Gratis, tinggal ngambil di Puskesmas,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi, Romi Abdurakhman menambahkan kader jentik yang dimaksud adalah Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah. Kadernya tentu saja salah satu anggota keluarga di setiap rumah.
”Kalau pencegahan pasti dilakukan sebelum penularan. Dari mulai sekarang digiatkan lagi PSN. Strateginya kita minta tolong ke Puskesmas buat percontohan. Setiap kelurahan satu RW dulu jadi percontohan. Nanti kita evaluasi,” terangnya.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, kasus DBD mengalami peningkatan saat memasuki musim pancaroba. Puncaknya terjadi pada awal tahun 2019 atau saat musim hujan. Total kasus DBD Januari lalu mencapai 349 kasus.(mg3/ziz)