Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ajay Supriatna menyayangkan tidak adanya koordinasi perihal pengeboran yang dilakukan pihak PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
Akibatnya, terkena pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Dex yang berada pada kedalaman 5 meter dari permukaan tanah sehingga mengakibatkan kebakaran yang cukup besar.
“Saya menyanyangkan ke proyek karena memang ternyata tidak komunikasi yang tidak begitu baik. Padahal sudah dikasih tau ada utilitas (pipa Pertamina),” kata Ajay.
Secara keseluruhan, tegas Ajay, pihaknya mendukung mega proyek dari pemerintah tersebut. Tapi, tegas dia, bukan berarti tidak mengindahkan keselamatan dan tidak berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Harus ada koordinasi dengan semuanya karena ini sudah diberi tahu sama pertamina bahwa ada utilitas yang cukup membahayakan di sini,” ucapnya.
“Memang secara jujur harus diterima, KCIC juga mungkin karena dituntut target atau apa suka tidak mengindahkan (koordinasi). Mereka harus tau karena mereka bekerja di negara yang sudah ada aturannya,” sambung Ajay.
Sebab musibah sudah terjadi, Ajay menegaskan pihaknya meminta pihak KCIC bertanggungjawab. Khususnya dampak kerugian yang dialami warga Kota Cimahi dari kerugian tersebut.
“(Meminta pertanggungjawaban). Pastinya begitu. Saya sudah telepon direkturnya (KCIC) mungkin hari senin besok kami ketemu,” bebernya.
Perihal bantuan bagi warga yang terkena dampak dari peristiwa kebakaran dua hari lalu, Ajay menyatakan siap untuk menjembataninya dengan pihak KCIC. Seperti diketahui, ada sekitar 100 tumbak sawah warga dan satu unit mobil yang terkena dampak.
“Kami menjadi fasilitator dengan KCIC. Masyarakat kami tidak boleh rugi secara materialnya,” tandasnya. (mg3/yan).