BANDUNG – Peningkatan mutu sekolah dan perbaikan infrastruktur serta sarana prasarana sekolah bisa melahirkan siswa yang berkualitas. Sehingga, sekolah harus lebih fokus kepada peningkatan kompetensi guru agar lebih kreatif dan inovatif serta tidak mencampuradukkan sekolah dengan bisnis.
Hal itu disampaikan, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nanang Fatah, pada Workshop Penyusunan Bahan Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) di Ruang Papandayan Gedung Sate, Jalan Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Selasa (15/10).
Menurutnya, sekolah harus memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademis maupun administratif.
”Tidak hanya itu, sekolah juga perlu mengelola keluhan sebagai umpan balik guna mencapai kualitas dan memosisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya,” ujarnya.
Nanang mengatakan, sekolah harus memiliki kebijakan dalam perencanaan guna mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang.
”Upayakan proses perbaikan sekolah dengan melibatkan semua orang sesuai tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya,” kata Nanang.
Termasuk, lanjutnya, dalam meningkatkan skill dan keahlian guru agar memiliki intelektual yang memadai dan bisa mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi pembelajaran.
”Memahami konsep/psikologi perkembangan anak akan membantu guru mengorganisasi problem solving, kreatif, dan mempunyai seni dalam mendidik di sekolah,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kualitas guru akan menentukan perkembangan anak dalam pendidikan. Termasuk membangun karakter positif siswa, dibarengi prestasi akademis yang tinggi.
”Maka dari itu, sekolah perlu mengadakan pelatihan untuk guru secara terpadu dan simultan agar melahirkan mutu pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi anak,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan anak serta membangun relasi dan komunikasi timbal balik yang positif antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua juga harus dilakukan.(dsdkjbr/ziz)