Balitbangtan Perkenalkan Benih Cabai Carvi Agrihorti

NGAMPRAH– Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperkenalkan varietas unggulan baru benih cabai Carvi Agrihorti. Cabai ini digadang-gadang memiliki keunggulan lebih tahan hama dan mampu beradaptasi saat ditanam di dataran medium hingga tinggi.

Peneliti Balitbangtan Lembang, Ifa Manzilla mengatakan, selain tahan terhadap serangan hama atau virus belang, potensi hasil cabai varietas ini cukup tinggi, yakni mencapai 21-23 ton per hektare saat dipanen pada umur 95 hari.

“Secara morfologi bentuknya tidak terlalu besar, tapi cukup panjang sekitar 13 sentimeter. Warnanya juga cerah dan mengkilap, ujung cabai runcing serta pedas lebih tinggi dibandingkan jenis cabai lainnya,” kata Ifa saat Diseminasi Hasil Perakitan Varietas Cabai di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Kab. Bandung Barat, Selasa (15/10).

Dengan hadirnya varietas cabai unggulan tersebut, diharapkan bisa meningkatkan produktivitas cabai nasional hingga 21-23 ton per hektare, dari saat ini yang baru sekitar 8,82 ton per hektare. “Kalau untuk industri saus cabai, jenis Cavri Agrihorti ini cocok untuk digunakan sebagai bahan,” katanya.

Dirinya menambahkan, cabai Carvi Agrihorti mendapatkan respon positif dari diseminasi yang dilakukan oleh pihaknya. “Diterima dengan baik oleh petani dan pedagang. Walau, kalau untuk supermarket masih ada yang perlu diperbaiki, baik bentuk dan warnanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Peneliti Balitbangtan lainnya, Redy Gaswanto menerangkan, cabai merah Carvi Agriorti direkomendasikan ditanam saat musim hujan dibandingkan kemarau, agar pertumbuhan tanamannya lebih cepat.

“Kalau dilihat dari pohonnya, memang buahnya tidak terlalu banyak, tapi keras, pejal, dan isi benihnya banyak. Tentu ini menguntungkan bagi penangkar benih,” ujar Redy.

Redy mengatakan, cabai ini telah diuji keunggulannya oleh Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) dan dikeluarkan SK sebagai varietas unggulan baru pada 2018 lalu. Ia pun mengklaim, cabai Carvi tahan terhadap virus berbahaya, asalkan perawatannya dilakukan dengan benar.

“Daya tahan untuk varietas ini lebih lama, yakni mencapai dua pekan atau sepekan lebih lama dari pada varietas cabai lainnya. Ciri khas pertumbuhannya pun tegak dengan batang dikotomi yang membentuk huruf Y. Bentuknya juga bagus, saat masih muda warnanya hijau gelap. Kemudian setelah mulai matang, warnanya merah cerah dan permukaan kulitnya halus,” pungkasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan