Di mana berdasarkan rata-rata pertumbuhan ekonomi tiga tahun terakhir sebesar 5,55% (yoy) dan Iebih baik dibandingkan rerata perekonomian nasional yang sebesar 5,07% (yoy).
Hal tersebut, Pribadi Santoso melanjutkan, lantaran ditopang oleh sektor industri pengolahan dengan pangsa 42% (lapangan usaha) dan kinerja tingkat konsumsi terutama kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 65%.
Selain itu, kata dia, upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengakselerasi investasi melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, baik terkait transportasi (jalan tol, monorel, bandar udara), energi terbarukan (pengolahan sampah menjadi energi dan pembangkit Iistrik), maupun urban infrastruktur (kawasan industri, sistem pengolahan air minum, dan pemukiman) terus dilakukan.
“Hal ini pada akhirnya menciptakan kesempatan untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat,” ujar Eka.
Selain itu, Eka menilai, Jabar menjadi salah satu daerah tujuan investasi paling menarik di Indonesia mengingat iklim investasinya yang selalu kondusif. Hal tersebut terukur berdasarkan Asian Competitiveness Index.
Tingkat daya saing Jawa Barat yang meningkat ke posisi 3 pada tahun 2018 dari posisi 5 pada tahun 2017 seiring membaiknya Kedinamisan Ekonomi Regional, Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja, Kebijakan Pemerintah dan Ketahanan Fiskal dan Daya Tarik Terhadap lnvestasi Asing.
“Terkait ketidakpastian ekonomi global, upaya untuk mengakselerasi investasi di Jawa Barat semakin penting. Melalui West Java Incorporated yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat diharapkan mampu mengoptimalkan komunikasi dengan investor, membuka market access, meningkatkan kinerja dan daya saing serta menciptakan persepsi positif,” pungkasnya. (mg1/yan)