BANDUNG – Angka stunting di Kota Bandung sejauh ini belum mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dari Januari sampai September 2019, dari jumlah balita 200 ribuan ada sekitar 61 ribu balita terkena stunting atau mengalami ganguan pertumbuhan.
Kendati begitu, kata dia berdasarkan akumulasi data angka stunting pada tahun ini mengalami penurunan bila dibandingkan 2018.
’’2018 angka stunting di angka 25, 8 persen, sedangkan tahun 2019 dari angka 25,8 persen tersebut hanya turun 0,5 persen.
Jadi penurunannya belum sangat signifikan, mudah-mudahan bisa menurun terus ya,’’ kata Rita kepada wartawan
Rita melanjutkan, adapun indikator dari stunting tersendiri diawali dari bayi dalam kandungan, stunting tidak hanya pada fisik tetapi juga daya pikir bayi mengalami perlambatan. Rita melanjutkan ada perbedaan antara stunting dengan gizi buruk.
“Jika gizi buruk bisa dipulihkan, namun stunting tidak bisa dikoreksi kembali, apalagi jika terdeteksinya setelah anak berusia diatas dua tahun,”jelasnya.
Rita berharap agar program pemerintah dalam upaya pencegahan stunting terus didukung termasuk dari masyarakat.
“Apapun program yang digulirkan pemerintah jika tidak didukung masyarakat, tidak akan berhasil,”tuturnya.
Oleh karena itu Pemerintah kota Bandung terus melakukan upaya preventif, dengan memberikan asupan gizi yang baik kepada ibu hamil, Rita mencontohkan memberikan Bandung Sadayana ASI Eksklusif (SAE) selama 2 tahun, asupan gizi optimal pada anak dan memantau tumbuh kembang yang dilakukan di Posyandu sehingga kondisi anak bisa di deteksi secara dini.
“Termasuk program program Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah (Beas Bereum). Program untuk murid Sekolah Dasar (SD) itu merupakan salah satu upaya mencegah stunting di Kota Bandung,” jelasnya.
Ia juga menyarankan kepada warga untuk memberikan makanan tepat gizi kepada anak-anak, menurutnya selama terjadi stunting ialah pemberian gizi yang tidak tepat dan tidak berimbang yang disediakan oleh orangtua. Saat ini juga ada beberapa sekola Swasta di Bandung telah menydiakan sarapan atau persedian makanan kepada pelajar.
“Biasanya itu kalau sudah disediakan pihak sekolah gizinya sudah berimbang,” tuturnya. (mg2)