CIMAHI – Jumlah orang yang terdeteksi menderita penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kota Cimahi mencapai 433. Sebanyak 40 orang di antaranya meninggal dunia.
Data itu dihimpun sejak tahun 2005 hingga Juni 2019 akibat penyakit yang menyerang sel darah putih itu, sehingga akan menurunkan sistem kekebalan tubuh dan sangat mudah terserang penyakit.
”Dari Cimahi ini dari 433 kasus, 40 orang meninggal dunia itu HIV/AIDS yang terjangkit,” kata Wakil Wali Kota Cimahi, Nagtiyana saat ditemui usai membuka Rapat Koordinasi Komisi Penanggungulangan Aids (KPAD) Kota Cimahi di Aula Gedung A Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Senin (30/9).
HIV merupakan virus penyebab AIDS. Sedangkan AIDS merupakan kumpulan beberapa gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Dampak paling fatal dari penyakit tersebut adalah menyebabkan kematian.
Penyakit tersebut bisa muncul dari prilaku berhubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, penggunaan jarum suntik narkoba dan ada juga dari faktor keturunan dari orang tua yang sebelumnya sudah terjangkit HIV/AIDS.
”Jadi dari jarum suntik, pelaku hubungan seksual yang tidak aman dan berganti pasangan,” jelasnya.
Penyebab penularan HIV/AIDS di Kota Cimahi 97 persen didominasi oleh hubungan seksual. Sisianya karena faktor jarum suntik dan keturunan.
”Karena hubungan sejenis itu juga bisa menimbulkan HIV/AIDS,” ucapnya.
Ngatiyana melanjutkan, pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tugas bersama seluruh komponen masyarakat. Tugas bersamanya adalah bagaimana menyosialisasikan kepada masyarakat seputar HIV/AIDS.
Cara yang bisa dilakukan secara teratur untuk mengendalikan HIV/AIDS adalah dengan meminum Anti Retro Viral (ARV). Jenis obat tersebut bisa untuk memperlambat perkembangan virus HIV.
”Minimal kita pencegahan jangan sampai ada yang terkena lagi. Kita sosialisasikan bahayanya penyakit HIV/AIDS,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ngatiyana juga meminta masyarakat tidak diskriminasi terhadap masyarakat yang positif terkena HIV/AIDS. Tetapi justru diberikan dukungan agar tetap memiliki harapan hidup.
”Tidak boleh dikucilkan, tidak boleh dimarjinalkan. Harus tetap kita dekati sehingga tetap punya semangat dan harapan,” tandasnya.(mg3/ziz)