SOREANG – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Bandung sampai akhir September 2019, mencatat 351 kasus kebakaran. Jumlah tersebut, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 313 kasus.
Kepala Disdamkar Kawaludin mengatakan, peningkatan jumlah tersebut disinyalir bukan karena bertambahnya jumlah kejadian kebakaran. Namun karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melapor.
“Dari jumlah awal tiga pos, pada tahun 2018 kami berupaya menambah jumlahnya menjadi sembilan pos. Dengan bertambahnya pos ini, jumlah kesadaran masyarakat untuk lapor meningkat,” katanya saat ditemui disela- sela acara Ngawangkong Bari Ngopi di Komplek Pemkab Bandung, belum lama ini.
Menurutnya, tiga pos eksisting yaitu di Soreang, Ciparay dan Cicalengka. Sedangkan enam pos baru, berlokasi di Taman Kopo Indah (TKI) Margaasih, Ciwidey, Pangalengan, Kertasari, Majalaya dan Cileunyi. Ia mengimbau kepada masyarakat yang melapor bisa menghubungi kontak yaitu Pos Soreang (022-5891113), TKI (022-54427065), Ciwidey (022-85922231), Pangalengan (022-45335327), Kertasari (085314009113), Ciparay (022-5951992), Majalaya (022-84222950), Cicalengka (022-7949113) dan Pos Cileunyi (022-63740019).
“Dengan bertambahnya jumlah pos kami, selain kesadaran melapor pada masyarakat meningkat, _respon time_ (waktu merespon) jajaran kami untuk sampai ke TK 65 (lokasi kebakaran yang dilaporkan) juga semakin tinggi. SPM (Standar Pelayanan Minimal) kami 15 menit, di tahun 2018 presentasinya hanya tercapai 66 persen. Dengan penambahan jumlah pos, capaian SPM dibawah 15 menit ini meningkat menjadi 83 persen,” tuturnya.
Selain pemadaman, lanjutnya, petugas damkar juga melakukan penghitungan jumlah kerugian dan aset yang berhasil diselamatkan. Sepanjang tahun 2018 urainya, dari 313 penanganan kasus, kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 50 miliar dan nilai aset yang terselamatkan mencapai kisaran Rp. 257 miliar. ”Sedangkan pada 2019 ini berdasarkan laporan, tercatat kerugian mencapai lebih dari Rp. 25 miliar dan terselamatkan aset senilai kurang lebih Rp. 85 miliar,” katanya
Kawaludin menjelaskan, dari 351 kasus kebakaran sepanjang 2019, didominasi oleh rumah tinggal sebanyak 128, 16 gudang, 34 pabrik dan lainnya seperti kendaraan, gudang rongsokan, lahan semak belukar dan juga hutan mencapai 173 kali kejadian. ”Total armada yang beroperasi berjumlah 18 unit. Terdiri dari 2 mobil tanki, 4 mobil pompa jepang dan lainnya mobil pancar biasa serta mobil rescue. Jumlah ini masih sangat kurang, idealnya harus ada 11 WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran), 1 WMK itu minimal 1 pos, 1 pos idealnya 2 mobil. Di mako (Pos Soreang) minimal 10 mobil, ditambah di pos rata-rata 2 mobil berarti ada 20 mobil, tentunya kita masih banyak kekurangan armada dan personil,” akunya.