”Seumur hidup baru hari ini nginjak Pendopo. Kita mendoakan Kota Bandung aman dan kondusif. Sebab, kita juga bagian dari Kota Bandung, kita bagian dari warga sipil sejak diawali reformasi pada pemerintahan Gus Dur terdahulu,” ungkapnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan, Kota Bandung memiliki khazanah toleransi tinggi sebagai kota besar.
”Nilai toleransi ini harus dirawat,” tegas Ferdi.
Di sisi lain, Lurah Kelurahan Balonggede Mohammad Sohib mengatakan, kelahiran kampung toleransi di Kelurahan Balonggede sudah sejak lama ada. Dia menilai, secara historis di Kelurahan Balonggede tersebut sudah memiliki kekhasan budaya dan sosial. ”Baik itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu Budha dan Konghucu sudah berdampingan dan selalu mengedepankan toleransi,” jelas Sohib.
Dia mencontohkan pada saat pembagian zakat fitrah saat Ramadan. Salah satu peserta panitia pembagi ialah dari masing-masing agama tadi. ”Jadi jangan heran kalau orang menemukan peristiwa itu di kelurahan Balonggede,” jelasnya.
Dengan peresmian kampung toleransi itu, warga semakin antusias. Termasuk saat diajak untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Bandung ke-209.
”Sebanyak 150 warga dari Kecamatan Regol termasuk Kelurahan Balonggede akan menyelenggarakan karnaval budaya. Khusus bagi Kelurahan Balonggede akan mengedepankan sisi kampung toleransinya tersendiri, karnval tersebut akan dilaksanakan di Taman Regol pada 28 September 2019,” paparnya. (adv/mg2/rie)