Menurutnya, jamaah juga berdatangan dari luar Kota Bandung. Di ataranya Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Penanggung Jawab Koordinator KUB Kemenag Kota Bandung Nandang Sukandar mengatakan, dalam menuju kota agamis, Pemerintah Kota Bandung melalui Kemenag Kota Bandung mengalokasi dana hibah bagi 150 guru agama non-muslim.
”jumlahnya Rp 3.600 pertahun, untuk keseluruhan hampir setengah RP 1 miliar atau lebih tepatnya Rp540 juta,” kata Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung itu.
Menurut Nandang, jumlah terebut sudah termasuk semua agama non muslim: Kristen, Protestan, Budha, Hindu, dan Konghucu. Dan anggaran tersebut di luar anggran Diniyah.
Dia menilai bantuan tersebut sebagai bukti Pemkot Bandung menyuguhkan kepada toleransi keagamaan yang kuat. Dia juga menambahkan, salah satu indikator kualitas daripada kota agamis ialah peningkatan peraihan prestasi oleh siswa-siswa sekolah baik itu kegiatan MTQ dan STQ.
”Alhamdulillah, dalam hal ini Kota Bandung selalu mendapatkan peningkatan beberapa prestasi di MTQ dan STQ,” ucap Nandang.
Untuk mendukung program wali kota Bandung, Nandang mengaku, pihaknya merancang program pembinaan 1.000 tahfidz dan penambahan bantuan anggaran bagi Guru Mengaji Magrib (GMM).
”Selama ini guru mengaji juga masih tradisional dan swadaya ya, baik itu pengajaran dan bantuan dana, tidak hanya dana, nanti kita juga didorong fasilitas pengajian,” ujarnya.
Intesitas honorium tersebut juga merespon langkah wacana DPRD Kota Bandung yang hendak menaikkan honorium kepada Guru Mengaji Magrib (GMM).
Dia mengatakan, selama ini honorium belum tersentuh oleh pemerintah. Makanya, pihaknya juga menyiapkan kurikulum meskipun pendidikan non formal harus ada upaya pencapain target.
”Sebelumnya juga pemberian bantua kepada GMM itu Rp 300 ribu, dialokasikan kepada 3.000 GMM, jadi perbulan Rp 360 juta, di luar bantuan bagi madrasah diniyah,” urainya.
Dia berharap, dengan adanya dukungan DPRD Kota Bandung mendukung penganggaran bagi GMM bisa meningkat kisaran Rp 500 ribu bagi satu GMM perbulan.
”Dengan catatan indikasi kualitas guru ngaji tersebut, jam ajar juga bertambah dan melampirkan laporan,” urainya lagi.
Anggota FKUB Agama Konghucu Fam Kiun Fat mengaku, sangat terharu dengan langkah Wali Kota Bandung Oded M. Danial. Dia menceritakan sejak orde baru, baru di zaman kepemimpinan Mang Oded, dia menginjakan kaki di Pendopo.Untuk kali pertama.