NGAMPRAH– Krisis air bersih melanda Kabupaten Bandung Barat. Tercatat, ada 32.087 kepala keluarga (KK) yang terdampak selama musim kemarau ini.
Mereka tersebar di 49 desa dan 10 kecamatan. Warga yang paling banyak merasakan dampak krisis air bersih akibat kekeringan di Kecamatan Cipeundeuy.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, kesepuluh kecamatan itu adalah, Kecamatan Cipatat ada 6 desa, Sindangkerta (2), Cipongkor (4), Parongpong (6), Cihampelas (10), Ngamprah (2), Padalarang (2), Cipeundeuy (12), Cisarua (3), dan terakhir Kecamatan Batujajar kekeringan terdapat di 3 desa. Sebagian dari desa-desa tersebut sudah dikirim bantuan air oleh BPBD.
“Sebanyak 10 kecamatan di antaranya sudah terdampak dengan total KK 32.087 yang mengalami krisis air bersih,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD KBB, Dicky Maulana di Ngamprah, Rabu (11/9).
Menurutnya untuk mengcover sebanyak 32.087 kk di 49 desa itu dibutuhkan suplai air bersih sekitar 14.439.150 liter. Akan tetapi karena keterbatasan armada truk tangki air yang dimiliki, baru tujuh kecamatan yang sudah bisa terlayani suplai air bersih.
Itupun BPBD bekerja sama dengan dinas dan lembaga lain seperti Dinas Perumahan dan Pemukiman, dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), KBB.
Dicky menjelaskan, sebenarnya air di desa tersebut masih ada tapi sangat kurang dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Sehingga desa-desa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD.
Kondisi itu terjadi setiap tahun sehingga pihaknya selalu mengantisipasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak penyedia air, khususnya PDAM Tirta Raharja.
“Yang setiap tahun langganan kekeringan dan mengalami krisis air bersih adalah di Kecamatan Cipatat, Desa Gunungmasigit,” sebutnya.
Sebenarnya Pemkab Bandung Barat sudah membangun sejumlah sumur bor di lokasi langganan krisis air bersih. Namun pada musim kemarau panjang seperti sekarang ini terkadang tidak mencukupi dengan kebutuhan masyarakat.
Akibatnya belum semua desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih terlayani. Ini semata-mata keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki dan untuk pemerataan distribusi agar tidak dilakukan di satu titik saja. (drx)