Untuk diketahui, bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut, dan udara, sampai dunia perbankan pun terus terimbasi bisnis pariwisata ini.
Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat bergantung pada penyediaan devisa pajak dalam negeri.
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk terus membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang dengan perkiraan pada tahun 2020 akan mengalami pertumbuhan pesat. Selain itu, sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan.
Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya. Oleh karenanya, dalam bisnis pariwisata diperlukan strategi dan manajemen yang tepat untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama. (rls/drx)