BANDUNG – Keberadaan perpustakaan di tingkat desa (Perpusdes) akan terus didorong untuk diwujudkan oleh Provinsi Jawa Barat. Hal ini, merupakan bagian dari peningkatan budaya literasi di kalangan masyarakat desa.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat, Riadi Yusuf SKM. MPH mengatakan, keberadaan perpustakan di tingkat desa banyak memiliki manfaat. Sebab, dengan buku-buku yang tersedia di perpustakaan diharapkan warga desa dapat menambah pengetahuannya.
Menurutnya, buku-buku untuk perpustakaan desa nantinya akan didistribusikan langsung ke setiap desa-desa di Jawa Barat. Buku bacaan tersebut terdiri dari berbagai pengetahuan umum untuk anak-anak sampai buku mengenai pertanian dan budidaya.
“Di desa khususnya sudah ada Perpusdes, di situ semua buku sudah lengkap dari berbagai materi, tentang peternakan, pertanian, dan lain-lain,” kata Riadi ketika ditemui Jabar Ekspres pada acara Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Hotel Garden Permata Bandung Jalan Lemahneundeut No.7 Setrasari, Selasa (3/9).
Dia menilai, adanya perpustakaan desa harus dikelola dengan benar. Sehingga, masyarakat desa khususnya kalangan pemuda jadi tertarik.
Selain itu, dukungan untuk Perpusdes ini akan didukung dengan terpasangnya koneksi internet di sejumlah desa. Sehingga, Perpusdes bisa dimanfaatkan untuk menambah koleksi buku secara digital.
“Dengan adanya wifi ini perpusdes bisa menggali keilmuan untuk masyarakat,” kata dia.
Riadi mencontohkan, manfaat dari adanya Perpusdes sudah banyak warga desa yang merasakan. Seperti, Deni Hanggara yang telah berhasil membuat kerajinan tangan lampu hias dari bahan limbah paralon bekas.
Untuk itu, keberdaan perpustakaan selain menambah pengetahuan diharapkan sebagai bagian menciptakan ide, kreativitas, dan inovasi. Perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca buku tanpa impact, tapi telah bertransformasi menjadi sumber penghasilan baru.
“Nah dengan kreativitas itu akhirnya menjadi sumber penghasilan seperti kang Deni ini,” kata Riadi.
Sementara itu, Deni Hanggara mengaku, memperoleh kerajinan lampu hias idenya berawal dari internet melalui chanel youtube.
Setelah mempelajari, tahap awal dia mencoba menirunya. Kemudia selanjutnya dikembangkan dengan kreativitas lainnya.
Deni mengaku, lampu hias karyanya dia jual ke beberapa dinas sebagai asesoris ruangan di Kabupaten Karawang dengan harga Rp 115 ribu. Itupun tergantung jenisnya.