Bahan-bahan limbah yang dianggap tidak berguna sebetulnya masih memiliki manfaat jika diolah dan dikembangkan. Bahkan, di tangan kedua siswa SMA dari Bandung, hasil penelitiannya berhasil menciptakan ampas kopi menjadi bahan dasar baterai untuk menghasilkan energi listrik.
EMIL LAPAU, Kota Bandung
BANDUNG – Indonesia patut berbangga, dua orang siswa berprestasi dari SMA Taruna Bakti (Tarbak) Bandung, Mochammad Zaqi Alfalaq, 17 dan Anandha Rigel Zalfadhila, 17 baru saja mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.
Mereka berdua meraih medali emas dalam ajang inovasi Korea Creative Invention Contest yang digelar di Kota Seoul, Korea Selatan pada 10-12 Agustus 2019 lalu.
Ajang tingkat dunia ini diikuti oleh 11 negara. Zaqi dan Rigel berhasil menyabet medali emas dan keluar sebagai juara dalam ajang tersebut.
Inovasi mereka terbilang cukup unik. Mereka berdua memanfaatkan ampas kopi untuk diubah menjadi bahan pasta untuk baterai.
’’Ide ini awalnya muncul ketika para siswa praktekum di sekolah, mereka membawa berbagai macam limbah untuk dimanfaatkan sebagai pupuk,’’ Doni Nurdiansyah yang diberikan tanggungjawab sebagai Pembina kelompok ilmiah SMA Tarbak.
Doni yang juga menjabat Sekretaris Jendral Indonesian Young Scientist Association menjelaskan, bahan-bahan yang digunakan untuk mengikuti ajang lomba ini berasal dari baterai bekas dan ampas kopi.
“Jadi memang kami memanfaatkan bahan-bahan yang mudah dijangkau baterei bekas, dan ampas kopi sebagai pasta di dalam baterei,” ujar dia.
Doni mengatakan, ide memanfaatkan ampas kopi ini datang dari Zaqi, siswanya pada saat praktek akan membuat pupuk tanaman.
Ternyata ampas kopi yang diujikan mengandung kalium yang bisa menghantarkan listrik. Sedangkan, program inovasi yang mereka bawah adalah Coffee Waste Power Cell (CWPC).
“Ide awalnya itu kami mau buat pupuk untuk tanaman, dari bahan-bahan limbah bekas yang ada disekeliling. Siswa, jadi waktu itu saat di lab Zaqi yang menggunakan bahan ampas kopi, dan Rigel dia menggunakan bahan ampas teh dan daun pepaya. Setelah kami tes ternyata kopi memiliki kalium yang tinggi, dan akhirnya kami terus kembangkan” ujarnya