SOREANG – Setelah mengikuti praktek selama 14 hari, sebanyak 2.112 muda praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktek Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Teddy Kusdiana, menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas IPDN yang telah memilih Kabupaten Bandung sebagai lokasi praktek lapangan.
”Atas nama Pemerintah Kabupaten Bandung, saya mengucapkan terimakasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap civitas IPDN yang telah memberikan perhatian terhadap pembangunan di Kabupaten Bandung. Melalui kegiatan praktek lapangan yang berkaitan dengan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” kata Teddy.
Dirinya berpendapat, pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan akademika sangatlah penting dalam upaya memajukan daerah serta masyarakat pada umumnya.”Praktek lapangan pada saat ini telah dikembangkan menjadi wahana penerapan ilmu dan teknologi untuk membantu serta mendampingi masyarakat untuk melakukan pemberdayaan menuju kehidupan yang lebih baik,” akunya.
Menurutnya, IPDN sendiri, merupakan miniatur Indonesia, sehingga merupakan tempat yang tepat untuk mendidik dan mengembangkan jiwa kepemimpinan para pamong praja muda yang memiliki latar belakang suku yang berbeda.
“Dengan demikian, pamong praja merupakan agen-agen perjuangan, pembangunan juga agen revolusi mental. Selain itu, kami juga mengimbau agar praja muda IPDN yang telah melaksanakan praktek lapangan mampu menyerap dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat,” katanya
Teddy berharap, kerjasama yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam pembangunan Kabupaten Bandung, sehingga pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten Bandung dapat terealisaikan.”Semoga kerjasama ini dapat memberikan kontibusi yang positif, khususnya dalam pembangunan,” ujarnya.
Sementara Kepala Satuan Latihan Kabupaten (Kasatlatkab) Petrus Polyando memaparkan, praktek lapangan muda praja dimulai dari 31 Juli – 13 Agustus 2019, dengan lokus 10 kecamatan dan 80 desa.”Yang menjadi lokus praktek lapangan antara lain, Kecamatan Rancabali (5 desa), Ibun (9 desa), Kertasari (8 desa), Cimaung (8 desa), Pasirjambu (8 desa), Pacet (9 desa), Paseh (9 desa), Ciwidey (7 desa), Arjasari (8 desa) dan Pangalengan (9 desa),” jelasnya.
Pihaknya berharap, masyarakat yang menjadi lokus praktek lapangan bisa terus melanjutkan inovasi yang sudah dibuat oleh muda praja. ”Seperti yang kita ketahui bersama orientasi pembangunan kita saat ini adalah desa, desa yang membangun negeri. Oleh karena itu, kehadiran kami adalah untuk memfasilitasi masyarakat desa, salah satunya dengan menciptakan inovasi yang tetap bermanfaat bagi masyarakat, meskipun kegiatan ini sudah berakhir,” pungkasnya.(yul/rus)