BANDUNG – Setelah sempat diperbincangkan masyarakat, biaya perawatan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) selama ini menelan biaya sebesar Rp 1,2 Miliar per tahunnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung Eddy Morwoto mengaku, untuk biaya listrik saja stadion GBLA menelan dana Rp 1,2 miliar setiap tahunnya. Dana tersebut, di luar anggaran perawatan stadion seperti biaya pemeliharaan rumput lapangan, penggunaan air dan lain-lain.
“Kalau ditotal semuanya menghabiskan Rp 2 miliar per tahun untuk pemeliharaan,” ungkap mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung ini, di sela-sela kegiatan bersih-bersih di area satadion GBLA bersama beberapa komunitas pencita kebersihan Kota Bandung, pada Sabtu (20/7).
Dia mengatakan, anggaran yang digelontorkan untuk stadion GBLA itu tak bisa ditawar, mengingat pentingnya perawatan stadion. Sekali pun Pemkot Bandung mengalami defisit anggaran.
“Tetap kami anggarkan meski pemkot mengalami defisit anggaran. Kalau itu tidak dianggarkan mungkin stadion ini tidak bisa terawat. Tapi masyarakat sekarang bisa melihat sendiri bahwa rumput terawat dengan baik serta beberapa fasilitas di sana tetap terawat karena memang ada anggarannya,” bebernya.
Eddy juga merespon terkait persoalan Stadion GBLA saat ini, di mana proyek Stadion GBLA masih tersangkut proses hukum lantaran dugaan tak terawat dengan baik. Padahal, sebetulnya persoalan yang terjadi adalah proyek pembangunan tahap dua dan tiga, di mana proyek tersebut di luar kewenangan pihaknya.
Oleh sebab itu pihaknya kata Eddy, pihaknya tidak bisa memberikan tambahan anggaran untuk pemeliharaan dan menuntaskan proyek pembangunan di dua tahap itu.
“Ini perlu diketahui masyarakat bahwa yang viral itu di tahap 2 dan 3 yang memang asetnya belum diserahkan ke pemkot. Jadi kami belum bisa menganggarkan karena secara resmi stadion GBLA ini belum menjadi aset pemkot,” terangnya.
Diketahui, Stadion GBLA dikerjakan tiga tahap. Tahap pertama berupa proyek pembangunan di area dalam lapangan seperti rumput, pengadaan kursi dan lain-lain.
Untuk tahap pertama ini sudah tuntas dikerjakan dan sudah dilakukan proses serah terima aset kepada Pemkot Bandung oleh PT Adhi Karya selaku kontraktor utama.