JAKARTA– Kementerian Sosial (Kemensos) mengarahkan agar penyerahan bantuan pangan non tunai (BPNT) ditangani Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Bahkan, hingga seratus persen. Bulog bakal berperan sebagai manager supplier untuk berkoordinasi dengan pihak swasta dalam pemberian bantuan.
Kebijakan tersebut disampaikan oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam rapat koordinasi bantuan sosial pangan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta Selatan, kemarin (4/7). “Kami arahkan Bulog bisa seratus persen menyalurkan berasnya ke e-warong. Kami percaya BULOG akan mampu mensuplai beras-beras dalam kualitas yang baik,” jelas Agus.
Padahal, dari catatan yang dikeluarkan Microsave pada 2019, mayoritas e-warong berganti haluan dari Bulog ke pemasok lokal. Penyebabnya, menurut data yang juga dipaparkan dalam rakor tersebut, adalah keuntungan. E-warong memilih kerjasama dengan pedagang dan produsen langsung untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Beras dari Bulog sendiri hanya terserap sekitar 40 persen untuk BPNT.
Keputusan tersebut tentu bisa berimbas pada peran pemasok swasta. Namun, Agus menjamin bahwa pemasok swasta tetap akan dilibatkan. Bulog memang akan diserahi seratus persen penyaluran, namun sebagai manager supplier alias yang mengkoordinasi suplai. Jadi, tetap ada kerjasama dengan pihak swasta. Nanti semua dilaksanakan dan dikoordinasikan manager supplier di lapangan, nah itu kami tunjuk Bulog, lanjutnya.
Praktiknya sendiri rencananya akan dilaksanakan segera setelah rakor rampung. Tidak perlu menunggu sampai sebulan. Terlalu lama, ungkap Agus. Dia juga menegaskan bahwa dinas sosial seluruh provinsi harus sejalan dengan kebijakan tersebut. Bila perlu, jelas Agus, dirinya akan menandatangani surat keputusan khusus agar alur distribusi bisa berjalan seragam di semua daerah.
Bulog sendiri sempat agak ngambek baru-baru ini lantaran pernyataan dari Mensos. Di mana penyaluran BPNT akan diambil alih Kemensos seluruhnya. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sempat menyatakan bakal mundur dari jabatannya Selasa lalu (2/7). Bulog menilai pengambilalihan BPNT berarti tidak ada porsi lagi untuk menyalurkan beras yang telah diserap Bulog ke sasaran program.
Dengan tugas baru yang diemban itu, Bulog harus menjamin bahwa kualitas beras harus meningkat. Buwas, sapaan Budi, menjamin bahwa hanya beras baru yang akan dikeluarkan untuk program BPNT. “Yang beras lama digiatkan dalam operasi pasar. Khusus untuk BPNT kita jamin beras baru,” terangnya dalam forum yang sama. Buwas melanjutkan, saat ini Bulog memiliki stok 700 ribu ton beras baru yang siap disalurkan untuk BPNT selama semester kedua 2019. (deb/ful)