JAKARTA – Peta politik pasca penetapan presiden dan wapres terpilih periode 2019-2024, kian dinamis. Ada parpol (partai politik) yang konsisten tetap jadi oposisi. Ada pula yang masih malu-malu, tapi berharap dapat jatah. Salah satunya Partai Amanat Nasional (PAN). Sebagian besar DPW partai berlambang matahari ini setuju bergabung dengan Joko Widodo- KH Ma’ruf Amin.
“Sudah ada dua kali pertemuan antara elit PAN dengan puluhan pengurus wilayah. Acara itu digelar di kediaman Ketua Umum Zulkifli Hasan pada tanggal 27 dan 30 Juni. Diskusi informal antara pimpinan DPP dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Dari 34 DPW, yang hadir sekitar 30 DPW. Ada beberapa poin penting dalam pertemuan itu. Salah satunya, mayoritas DPW menghendaki PAN bersama pemerintah Jokowi-Ma’ruf,” ujar Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi di Jakarta, Rabu (03/7).
Menurut Viva, diskusi informal itu dilaksanakan sebelum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN yang akan digelar pada akhir Juli atau awal Agustus 2019. Dikatakan, evaluasi Pemilu 2019 dan sikap politik PAN menjadi agenda priorotas.
Seperti diketahui, selama ini PAN memposisikan diri sebagai oposisi. Pada Pilpres 2019 lalu, PAN mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. “Sikap partai sebagai oposisi tidak berbanding lurus dengan perolehan suara saat Pemilu 2019. Ada empat hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Pertama, mayoritas sepakat PAN harus berbenah diri. Kedua, partai konsolidasi internal organisai. Ketiga, membuat program kerakyatan. Keempat, bersama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk membangun bangsa. Ini menjadi bahan evaluasi bersama dan akan diputuskan dalam Rakernas nanti,” lanjutnya.
Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo justru membantah pernyataan Viva. Menurutnya, banyak pimpinan DPW lebih senang PAN konsisten di luar pemerintahan. Terutama di kota dan kabupaten. Dia mengaku malu dengan adanya pernyataan seperti itu. “Saya sebenarnya malu dengan kengototan sebagian pengurus DPP PAN masuk koalisi Pak Jokowi. Malunya tiga kali lipat,” papar Dradjad.
Dradjad menuturkan sebenarnya banyak parpol dari koalisi Jokowi yang menolak PAN bergabung. “Mereka tidak ingin PAN bergabung. Malu kan kalau ngotot pengen masuk,” ucapnya.