NGAMPRAH– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi musim kemarau yang mengancam terjadinya kekeringan dan sulitnya mendapatkan air bersih.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana menyatakan, persiapan dari seluruh personel sudah dilakukan untuk menghadapi musim pancaroba ini.
Apalagi, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, musim kemarau diprediksi mulai terjadi pada pertengahan Juni dan puncaknya Agustus mendatang.
“Persiapan tentu sudah kami antisipasi baik dari kesiapan personel dan kesiapan fasilitas yang dibutuhkan selama musim kemarau nanti. Walaupun memang secara spesifik kami belum meminta data kemarau untuk wilayah Bandung Barat, terkait berapa lama dan wilayah di kecamatan mana saja kepada BMKG,” kata Dicky di Ngamprah, Kamis (13/6).
Walaupun saat ini belum dilakukan rakor, kata Dicky, jika terjadi krisis air bersih maka pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta UPTD Pertamanan, untuk segera menyalurkan kepada masyarakat.
“Hasil pemantauan di lapangan, saat ini kondisinya masih normal walaupun tengah memasuki fase pancaroba. Kami siap hadapi musim kemarau, artinya tidak perlu rakor kalau memang ada masyarakat yang perlu air bersih,” katanya.
Berdasarkan data tahun lalu, menurutnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung Barat yang mengalami krisis air bersih, yakni di Kecamatan Batujajar, Cihampelas, Cipendeuy, Cipatat dan Gunung Masigit. Dalam sehari, BPBD dengan instansi terkait bisa menyalurkan air bersih satu hingga dua kali ke daerah yang mengalami krisis air tersebut.
“Memang kita keterbatasan sarana, kemudian air juga terbatas, akhirnya kami hanya bisa beberapa kali drop saja. Minimal satu sampai dua kali dalam satu tempat, karena permintaan cukup banyak,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, biasanya pada musim kemarau kasus bencana yang terjadi banyak didominasi oleh kebakaran. Masyarakat pun diimbau agar selalu waspada dan teliti ketika akan meninggalkan rumah.
“Kemarau biasanya banyak kebakaran, untuk itu waspada, hati-hati, dan teliti kembali sebelum meninggalkan rumah. Karena kemarau cukup banyak laporan kejadian kebakaran setelah kekurangan air,” ungkapnya.