BANDUNG – Dalam upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang hari raya Idul Fitri 1440 H/2019 M, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat, melakukan langkah strategis, seperti monitoring harga disejumlah pasar tradisional dan menggelar operasi pasar murah bersubsidi.
Menurut Kepala Bidang Industri Akta Disperindag Provinsi Jawa Barat, V.E. Sriwidayanti, setiap pagi pihaknya mengambil data primer harga komoditas pokok secara rutin di lima pasar tradisional yang ada di sekitar Bandung, seperti Kosambi, Kiaracondong, Andir, Baru dan Sederhana.
“Data yang kami dapat, didistribusikan ke Satgas Pangan Polda Jabar, Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan RI dan Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat,” tuturnya di acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke-27 di Gedung Sate, Kota Bandung (21/5).
Selain mengambil data primer, pihaknya juga mengambil data sekunder dari bidang perdagangan di masing-masing dinas di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Kemudian, data lainnya dari dinas yang menangani pangan di Provinsi Jawa Barat. “Semua data kami himpun agar kami tahu perkembangan harga kebutuhan pokok,” katanya.
Kemudian, Disperindag juga melakukan operasi pasar murah bersubsidi tahun ini dengan nilai anggaran sebesar Rp 20 milyar, untuk 215 rumah tangga miskin di 27 kota/kabupaten jawa barat.
”Pada saat ini kami sudah melakukan setengahnya,” imbuhnya.
Komoditas yang disubsidi meliputi 6 jenis kebutuhan pokok, yakni beras premium , minyak goreng, telur ayam, daging ayam dan daging sapi dan gula pasir. “Harga beras premium Rp 6500/kg, gula pasir Rp 7000/kg, minyak goreng Rp 7500/kg, telur ayam negeri Rp 14.000/kg, daging ayam ras Rp 18.500/kg dan daging sapi beku Rp 40.000/kg. Total subsidi masing-masing rumah tanggal miskin Rp 162.000,” bebernya.
Dia berharap, dengan operasi pasar murah ini bisa membantu masyarakat yang memang membutuhkan dan bisa merasakan hari raya idul fitri.
Sementara itu, Kota Depok hanya kalah dari Kota Bogor sebagai penyumbang inflasi terbesar. Hal itu diungkapkan Poppy Sofia, Manager Lapangan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.