Dalam hal ini yang sudah dilakukan Pos Indonesia adalah mengkonversi dari alat sortir konvensional menjadi automatic sorting center menggunakan mesin. Salah satu laboratory milik Pos Indonesia sudah menghasilkan result yang cukup baik dimana mesin tersebut bisa menghasilkan kurang lebih sebanyak 3.000 parcel per jam.
Namun, tidak cukup hanya mesin saja untuk merelevansikan dengan kondisi bisnis saat ini, masih banyak hal lain yang harus dilakukan Pos Indonesia untuk mengejar sejumlah ketertinggalan yang telah lebih dulu dibangun oleh kompetitor.
Jika di masa lalu sender merupakan orang yang mengirim surat atau paket yang lebih bersifat kepada kebutuhan pribadi/individu bukan bersifat transaksi jual beli barang, dengan quantity atau jumlah surat/barang yang dikirim relatif sedikit. Namun fenomena yang terjadi saat ini, sender merupakan seller atau Global Business. (*)