Gizi dan sanitasi sehat salah satunya juga dipengaruhi oleh keberhasilan program keluarga berencana di desa-desa. Dengan jumlah keluarga ideal, orang tua relatif dapat mengatur gizi dan sanitasi.
Untuk itu, Emil mengapresiasi jumlah peserta KB aktif yang melebihi ekspektasi. Berdasarkan data BKKBN Jawa Barat, sepanjang tahun 2018 jumlah peserta KB aktif mencapai 7.486.443 peserta dari target 6.245.099 peserta, artinya terdapat surplus 1.241.344 peserta.
”Hasil tersebut merupakan hasil kerja keras, terutama para ujung tombak di lapangan yaitu para penuyuluh KB dan tim penggerak desa. Saya sampaikan apresiasi kepada seluruh petugas,” ucap Dia.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso, menyebutkan acara Prung ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk memperkuat tali silaturahim antar-penyuluh KB.
”Para kader ini adalah relawan sejati. Para PLT, petugas lillahi ta’ala dengan honor sajuta, sabar jujur dan tawakal,” ujar Teguh.
Maka, lanjut Teguh, untuk meningkatkan komitmen dan kinerja, maka dalam acara Prung tahun ini pada forum ini para penyuluh KB menandatangani perjanjian kerja sama antara Penyuluh KB dan OPD KB kabupaten/kota.
Sesuai amanat Gubernur, para penyuluh ini juga akan mendukung sosialisasi program- program Jabar Juara Lahir Batin.
”Tahun 2019 merupakan tahun percepatan pencapaian kinerja Program KKBPK,” katanya.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat Dwi Listyawardani menilai Laju Desa yang baru dikukuhkan Gubernur Jabar adalah sebuah terobosan baru dalam pembangunan. (yan)