NGAMPRAH– Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat, Asep Sodikin menjelaskan, tahun ini akan lebih fokus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) untuk menutup defisit anggaran sekaligus untuk mengantisipasi kondisi keuangan daerah agar tetap aman hingga akhir tahun.
“Agar defisit anggaran bisa aman tercover, kita fokuskan peningkatan PAD di setiap SKPD. Termasuk kami juga fokus untuk menunda perjalanan dinas di triwulan empat saja. Kalau pun memang penting, silahkan berangkat di triwulan satu juga, tapi jika tidak penting jangan pergi. Misalkan anggaran perjalanan dinas nilainya mencapai Rp 100 juta hingga Rp 200 juta (setahun), SKPD bisa selektif mana yang harus berangkat,” kata Asep belum lama ini.
Selain perjalanan dinas, sebut dia, hal yang harus ditunda di triwulan ke empat soal kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang ada di masing-masing SKPD. “Terkecuali jika kegiatan bimtek yang penting, seperti sosialisasi pemilu, itu boleh dilaksanakan. Kalau tidak penting semua difokuskan di triwulan empat saja. Untuk teknis SKPD yang lebih tahu,” katanya.
Asep juga memastikan, tidak ada yang namanya efisiensi atau pengurangan anggaran di setiap SKPD. Sebab, jika sudah menjadi APBD yang tertulis dalam DPA, semuanya bisa dilaksanakan. “Jadi bukan efisiensi, hanya memang ditunda saja di triwulan empat untuk perjalanan dinas dan bimtek. Rata-rata sekitar 15 persen setiap SKPD (yang ditunda di triwulan empat),” katanya.
Tanpa menyebutkan nilai defisit anggaran tahun ini, Asep memastikan defisit tersebut akan dicover juga dari silpa (sisa lebih pembiayaan angggaran) 2018, pendapatan asli daerah (PAD) 2019 serta anggaran dari masing-masing SKPD di triwulan empat.
“Tahun ini PAD ditargetkan mencapai angka Rp 500 miliar dari sektor pajak dan retribusi. Silpa tahun lalu itu diprediksi mencapai Rp 400 miliar. Tapi karena penyerapan baik di November dan Desember 2018, sehingga angka silpa hanya mencapai sekitar Rp 250 miliar. Silpa dan PAD tersebut yang akan menutup defisit anggaran tahun ini,” tandasnya. (drx)