“Aher (Ahmad Heryawan) bagaimana? Dua kali gubernur pantas enggak kalau kita angkat jadi menteri?” tanya Prabowo.
Massa kemudian kompak berteriak, ’’Pantas..’’
Sekjen PAN Edi Suparno dan Hinca Panjaitan tak luput dari pujian Prabowo dan digadang-gadang akan mendapat jatan menteri jika terpilih menjadi presiden.
Terpisah, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membocorkan dua nama yang bakal dicalonkan jadi Jaksa Agung jika jagoan mereka menang Pilpres 2019. BPN menyebut nama penyidik senior KPK Novel Baswedan dan eks pimpinan KPK Bambang Widjojanto (BW).
“Saya kasih bocoran. Ada wacana Mas Novel Baswedan yang akan menjadi Jaksa Agung, ada wacana Mas Bambang Widjojanto yang jadi Jaksa Agung,” kata juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade di kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (29/3).
Andre mengatakan Prabowo berkomitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Andre menyebut pemilihan Jaksa Agung merupakan hak prerogatif Prabowo jika Ketum Gerindra itu jadi presiden.
“Semua berpulang kepada hak Pak Prabowo sebagai presiden. Tapi yang jelas Jaksa Agung Pak Prabowo adalah orang bersih, yang punya integritas. Tidak mungkin kita menyapu dengan sapu yang kotor,” ujar dia.
Sementara itu, pengamat politik Arya Fernandes mengatakan, adanya sebutan untuk jatah mentri merupakan bentuk akomodasi dalam politik kepada partai-partai koalisi.
Menurutnya, penawaran untuk AHY, Sohibul Imam dan Ahmad Heryawan menunjukan bahwa Prabowo memberikan kepastian Dengan begitu, Kader Simpatisan Partai Demokrat (PD) mapun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan terus berjuang memenangkannya.
’’Prabowo sadar, tingkat loyalitas PD ke pasangan Prabowo-Sandi masih di bawah angka 70 persen. Dengan memberikan posisi itu ke AHY, diharapkan dapat meningkatkan soliditas pendukung demokrat,” ujar Arya.
Selain itu, Prabowo menginginkan perolehan suara di Jabar maksimal. Sehingga, mantan Gubernur Jabar dua periode itu, ditawari jadi mentri.’ (bbs/yan)