BANDUNG – Dalam upaya pemfokuskan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar serta untuk memudahkan siswa saat akan melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengusulkan agar gedung sekolah mulai dari tingkat dasar (SD) hingga tingkat lanjutan atas (SMA) berada ditempat yang sama.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, seperti halnya kebaradaan sekolah swasta yang rata-rata bangunan sekolahnya mulai dari SD, SMP, dan SMA/SMK berada dalam satu lokasi maka ke depan sekolah negeri pun bisa seperti itu.
”Ini sama halnya seperti sebagian besar bangunan sekolah milik sekolah swasta di mana SD, SMP, dan SMA/SMK ada dalam satu kawasan atau gedung,” kata Ridwan Kamil.
Menurut pria yang karib dipanggil Emil itu, pihaknya sudah melontarkan usulan tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy.
”Saya sampaikan usulan itu saat pak menteri melakukan kunjungan di Kabupaten Garut,” ujarnya.
Emil berkomitmen untuk terus meningkatkan akses pendidikan agar semakin luas. Tidak hanya di satu tingkatan pendidikan, namun di semua level atau jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK.
”Kami mohon izin mengajukan gagasan, kami ingin membangun misalkan kami membangun SMP di atas bangunan SD atau bangunan SMA di atas bangunan SMP, sehingga lulus SMP tidak harus sibuk PPDB kemana-mana lagi, cukup dilanjutkan bagi yang ingin melanjutkan,” terangnya.
Dia menilai, dengan keberadaan sekolah dalam satu lokasi maka akan menghemat biaya dan akan meng-cover angka partisipasi pendidikan yang lebih tinggi.
”Selain itu, hal tersebut perlu juga untuk dilakukan karena ada penyusutan jumlah sekolah dan peserta didik di level SMP dan SMA/SMK,” ucapnya.
Sementara di sisi lain pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan pemerataan pendidikan. Di Jawa Barat sendiri, lanjutnya, ada kurang lebih 19.000 SD, sementara yang masuk SMP tinggal 5.000-an, kemudian SMA-nya tinggal 1.500-an. Jadi makin hari makin menyusut.
”Kami dituntut pemerataan pendidikan. Dalam teori pembangunan tidak sederhana membeli lahan, membangun konstruksi apalagi daerah perkotaan mahal sekali. Padahal sekolah-sekolah swasta itu SD-nya di situ, bangunan SMP-nya di situ, SMA/SMK-nya di situ,” terangnya.