BANDUNG– Nama Fiersa Besari ikut memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan musik pop-folk saat ini. Terjunnya dalam dunia permusikan Indonesia berawal sejak dia duduk di bangku sekolah hingga tiba masanya semakin serius dalam ruang yang dia cintai, yaitu di tahun 2011.
Project ini bernama “Revolvere Project” band sastra yang digawangi oleh Fatih Aljihadi (seniman visual), Fahd Djibran (penulis), dan Fiersa Besari sendiri.
Dunia musik dan sastra Indonesia menjadi hal yang paling mencuri hatinya dan menjadi pilihan utama. Aktivitasnya bekerja di sebuah perusahaan swasta selepas masa kuliah dia lepaskan, karena dia memilih untuk menekuni dunia yang membawanya bertualang ke dimensi artistik dalam bentuk narasi dan lagu.
Lagu-lagu yang sudah sempat dia rekam sejak beberapa tahun yang lalu akhirnya berhasil diliris dalam sebuah album bertajuk 11:11 secara independen di tahun 2012. Bergerilya secara mandiri dalam menyebar dan mendistribusikan karyanya, tak disangka ternyata dalam hitungan bulan album tersebut ludes di pasaran.
Produktivitasnya di dunia musik terus berlanjut. setahun pasca dilirisnya album perdana pria yang akrab dipanggil “Bung” ini melirik album mini berjudul Tempat Aku Pulang. Setelah album mini ini dia sebarkan, Bung melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok Indonesia untuk merangkum inspirasi sekaligus mengasah kepekaannya dalan menulis.
Sekembalinya di tahun 2014, Bung kembali meliris ulang Tempat Aku Pulang dengan penambahan beberapa lagu hingga genap berjumlah 14 nomor dan diliris dalam bentuk cakram padat dan format digital. Buah dari perjalanan Bung selama satu tahun menghasilkan sosok dan pribadi yang baru. Sosok yang lebih kritis, berani dan mampu membangun empati dan realitas di setiap karyanya.
Di tahun 2015, Bung kembali merilis sebuah karya. Kali ini, dia merilis sebuah album buku berjudul Konspirasi Alan Semesta. Album musik ini dikolaborasikan dengan buku, dan buku ini menjadi karya perdana Bung di dunia literasi.