Penembakan Masjid Christchurch, 49 Korban Tewas, Dua WNI Luka Parah

Komisioner kepolisian Selandia Baru Mike Bush menghimbau, para jamaah untuk tidak mengunjungi masjid di mana pun di Selandia Baru.

“Polisi juga meminta semua masjid di negara itu untuk menutup pintu dan menyarankan agar orang tidak mengunjungi tempat itu sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” katanya.

Warga negara Australia, yang digambarkan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison sebagai “teroris” sayap kanan, termasuk di antara mereka yang ditahan.

“Kami berdiri di sini dan mengutuk, benar-benar serangan yang terjadi hari ini oleh seorang teroris ekstremis, sayap kanan, dan kejam,” kata Morrison pada konferensi pers.

“Ini adalah pengingat yang menyedihkan dan dahsyat dari kejahatan yang bisa hadir tentang kita,” kata Morrison.

Sementara itu, Brenton Tarrant, pria asal Australia yang menjadi salah satu tersangka penembakan di masjid kota Christchurch, mengaku terinspirasi Anders Breivik, pelaku aksi teror di Norwegia pada 2011 silam.

Tarrant menuliskan hal ini pada manifesto setebal 74 halaman yang dibagikan lewat sebuah tautan di akun Twitter yang kini telah dihapus.

Tarrant yang diyakini berasal dari kota Grafton di New South Wales, Australia, menamai manifestonya “The Great Replacement”.

Pada manifesto itu, seperti diberitakan The Guardian, ia mengklaim sempat menghubungi Breivik dan Breivik memberikan “restu” untuk aksi teror Tarrant.

Breivik adalah teroris Norwegia yang merencanakan penyerangan di Oslo pada 2011 silam. Ia meledakkan bom pada sebuah mobil van yang menewaskan delapan orang dan kemudian menyerang kamp pemuda yang berkaitan dengan Partai Buruh Norwedia di Pulau Utoya.

Akibat rangkaian serangan Breivik, 77 orang tewas, dengan mayoritas korban masih berusia remaja.

WNI Jadi Korban

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir menyampaikan, peristiwa penembakan di masjid di Christchurch, juga memakan korban dua warga negara Indonesia (WNI) yang mengalami luka serius. Menurutnya, kedua WNI itu baru saja pindah ke Christchurch beberapa bulan lalu.

Ia mengatakan, bahwa dua korban tersebut adalah seorang keluarga Ayah dan anak. Hingga kini, kondisi keduanya berada di ICU dan anak di rawat di ruang biasa di rumah sakit yang sama, yaitu Christchurch Public Hospital.

Tinggalkan Balasan