BANDUNG – Perkembangan profesi Apoteker di Indonesia saat ini harus bisa menyesuaikan dengan kemajuan teknologi. Sebab, dunia manufaktur farmasi diprediksi akan paling progresif dalam mengikuti perkembangan era digital.
Ketua Umum IAI, Nurul Falah Eddy Pariang mengatakan, saat ini telah dikembangkan teknologi yang mampu meningkatkan ketepatan produksi obat dalam skala industri maupun skala perseorangan atau pasien.
Selain itu, pemanfaatan big data diprediksi akan semakin intensif membuat performa supply chain menjadi semakin cepat.
Namun demikian, perkembangan era digital memiliki sisi negatif dan peluang penyalahgunaan sediaan farmasi sehingga dituntut upaya pengawasan yang lebih komprehensif.
“Di sini peran apoteker harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi karena apoteker satu-satunya tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan dan kompetensi di bidang kefarmasian,” kata Nurul Falah kepada wartawan Rabu (13/2).
Dia mengatakan perkembangan teknologi tidak harus di takuti tapi diikuti perkembangannya oleh apoteker. Pakan dengan sistem digital apoteker harus mampu memanfaatkan dengan menciptakan inovasi kecerdasan artifisial dan menjadikan akses masyarakat terhadap praktek profesi apoteker menjadi mudah. Namun memiliki tanggung jawab dan bersikap profesional.
Selain itu, dalam perkembangan teknologi, sebab, dalam perkembangan ilmu kedokteran saat ini pemanfaatan teknologi nuklir diberbagai negara maju sudah diterapkan. Sehingga, untuk apotekernya harus memiliki kesiapan untuk farmasi nuklir.
Menurutnya, kebutuhan farmasi nuklir di Indonesia sebetulnya sudah ada. Bahkan, kedokteran nuklir untuk pengobatan sudah diterapkan. Namun, untuk memenuhi kebutuhan tenaga apoteker spesialis nuklir akan dikembangkan bersama Unpad.
Sementara itu, Deputi Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Engko Sosialine Magdalen menyebut apoteker menjadi salah satu kontributor dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
“Untuk itu Menteri (Kesehatan) mengharapkan apoteker berperan aktif sesuai dengan profesinya di dalam mengisi pembangunan kesehatan,” ungkapnya.
Khususnya, pihaknya meminta para apoteker bisa beperan dalam upaya peningkatan kesehatan dalam upaya preventif dan promotif.
”Khususnya kita bicara prefentif promotif atau gerakan masyarakat hidup sehat kami harapkan ada peran apoteker di dalamnya,” jelasnya.
Sehingga dengan partisipasi dari para apoteker ini juga akan berimplikasi pada peningkatan layanan kesehatan dengan pendekatan keluarga untuk mencapai taraf kesehatan yang tinggi.