Pak Sayed termasuk sukses transplan hati. Lalu diikuti kakak kandungnya: Sayed Usman Abdullah Assegaf. Yang sama-sama lulusan Nothern Melbourne Institut. Mengambil studi perdagangan internasional. Sang kakak juga sukses dengan transplannya.
Yang ia sesalkan: kakak sulung mereka: Sayed Muhammad Abdullah Assegaf. Keburu meninggal dunia. Tidak sempat transplan. Kakak sulung itu pilih berobat ke Singapura. Keluar masuk RS di sana.
Tidak ada pikiran untuk transplan ke Tianjin. “Di Singapura kami ditakut-takuti terus,” ujar Sayed. Melihat nasib kakak sulungnya Sayed tidak mau seperti itu.
Baca Juga:Hadapi Persib, Persebaya Cari Komposisi Terbaik di Lini BelakangTimnas U-23 Masih Tunggu Ketiga Pemain Luar Negeri
Sampailah ia mendapatkan buku saya. Buku Ganti Hati. Sang istri yang ngotot membelikannya. Tapi sang suami tidak kunjung membacanya. Sang istrilah yang kemudian membacakan buku itu. Tertarik. Berangkat ke Tianjin. “Bekal saya hanya buku itu,” katanya.
Di RS Tianjin buku Ganti Hati memang sangat dikenal. Utamanya yang terjemahan bahasa Mandarinnya. Sayed tidak mau menderita seperti kakak sulungnya. Yang perutnya sampai membesar. Yang cairannya selalu dikeluarkan. Lalu membesar lagi. Beberapa kali. Akhirnya meninggal.
Tiga bersaudara ini politisi semua. Yang sulung Ketua DPRD Siak. Dari PPP. Adiknya anggota DPRD Kota Pekanbaru. Dari Golkar. Sayed anggota DPR pusat. Dari Demokrat. Yang membuat ketiganya sama: sama-sama sakit liver dan sama-sama pengusaha sukses. Pun sama-sama pengusaha lemah–lemahe akeh.
Saya sebenarnya juga ingin ketemu Ling Yen. Istri Yuyung Harjanto. Yang di grup sering posting ajaran Al Kitab. Ling Yen harus 8 bulan menemani sang suami di Tianjin. Penyebabnya: harus transplan dua kali.
Transplan yang pertama sebenarnya sukses. Belum sebulan sudah boleh pulang. Suami-istri ini pun siap-siap pulang. Beberapa jam lagi harus berangkat ke bandara. Tiba-tiba sang suami demam. Badannya panas.
Rencana berangkat ke bandara pindah arah ke rumah sakit. Dinyatakan terjadi rejection. Tiba-tiba badannya menolak hati barunya. “Sampai wajah suami saya menghitam,” ujar Ling Yen.
Lima hari kemudian sang suami ditransplan lagi. Berhasil. Sehat.
Seperti orang sehat beneran. Pulang. “Gagah sekali,” ujar sang istri. Yuyung pun bisa kembali mengurus pabrik roti dan sandwichnya. Juga mengurus perdagangan benangnya. Umurnya pun baru 50 tahun.
