Mengapa Nehe Nehe

Semua itu gara-gara Inggris memisahkan India dan Pakistan. Secara kurang tuntas. Seperti buru-buru. Meninggalkan masalah Kashmir. Sejak itu sudah pecah tiga kali perang. Antara India dan Pakistan.

Pemisahan India-Pakistan itu sebenarnya mengakibatkan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah. Setidaknya salah satu yang terbesar.

Kita di Indonesia kurang mengikuti tragedi itu. Waktu itu. Seolah tidak terjadi apa-apa di sana.

Mengapa?

Kita sendiri lagi mengalami tragedi. Tragedi yang tidak kalah mengerikannya: Gestapu/PKI.

Tiongkok juga kurang perhatian pada tragedi itu. Tiongkok sendiri lagi dalam tragedi: revolusi kebudayaan (文化大革命).

Kini India sangat marah pada Pakistan. Ingin menyerang basis militan Kashmir. Di wilayah Pakistan.

Oleh Pakistan itu dianggap pelanggaran wilayah. Pakistan pun menembak jatuh pesawat militer India.

Untungnya Perdana Menteri Pakistan berkepala dingin. Imran Khan terus menyerukan peredaan ketegangan. Lewat dialog. “Sering kali perang itu tidak terkontrol. Dan tidak ada yang menang,” ujarnya.

Kepada yang suka perang Imran Khan bilang: perang itu bukan kegiatan wisata.

Sejak terpilih di pemilu tahun lalu Imran sudah mengutamakan program damai dengan India. Sampai teman-teman Indianya diundang saat pelantikan. Yakni teman sesama atlet kriketnya.

“Kalau India dan Pakistan bisa bersahabat banyak yang tidak perlu diimpor dengan devisa. Kita bisa saling tukar barang,” kata Imran saat itu.

Tapi masa kampanye pemilu di India kini lagi panas-panasnya. Pemilu sudah dekat. Awal Mei nanti. Isu ‘lawan Pakistan!’ bisa menyenangkan pemilih mayoritas di India.

Mungkin setelah Pemilu akan reda sendiri. Siapa pun pemenangnya.

Kim dan Trump saja bisa bertemu di Hanoi. Meski akhirnya ‘No! No!’.

Kenapa India dan Pakistan harus ikutan ‘nehe! nehe!’. (dahlaniskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan