Raih Title Runner-Up, Tim Putra All-Star Cetak Sejarah

“Pelajaran terbaik dari final ini adalah bagaimana mengon­trol ego saat game ketat. Kita sempat me­nyamakan kedudukan. Comeback setelah tertinggal be­lasan poin. Tapi, anak-anak ba­nyak yang eksekusi tembakan terlalu cepat. Beberapa kali me­reka bermain nggak pakai stra­tegi. Ingin show-off. Ada juga yang nggak pede. Itu jadi boomerang buat mereka,” jelas pelatih yang berasal dari SMA Bukit Sion Ja­karta.

“Lagi dan lagi kita kalah dari mereka (Team DTermined, Red) saat tight game,” tambah­nya.

Pertemuan Honda DBL Indonesia All-Star mela­wan Team DTermined di babak final itu memang untuk kedua kalinya. Pertemuan pertama me­reka terjadi saat babak penyisihan Sabtu (23/2 waktu California) kemarin. Saat itu tim All-Star juga kalah setelah tight game yang seru. Mereka akhirnya kalah dengan skor 50-59 dengan alasan yang serupa.

Garda sekaligus kapten tim putra Honda DBL All-Star Andreas Marcel­lino Bonfilio (SMA St. Louis 1 Sura­baya) juga mengatakan hal senada. Menurut Marcel, tim All-Star ter­lalu banyak yang terburu-buru di menit akhir pertandingan. “Banyak yang nggak sabar waktu megang bola. Buru-buru passing, buru-buru shooting. Ini jadi pelajaran buat kita biar lebih sabar kalau dapat game kayak gitu lagi,” jelasnya.

Untuk diketahui, tim putra Honda DBL Indonesia All-Star dapat tampil di babak final setelah memenangkan tiga dari 4 pertandingan penyisihan. Turnamen berlagsung selama dua hari, 23-24 Februari.

Turnamen tersebut juga dikuti oleh tim Putri Honda DBL Indo­nesia All-Star. Namun, mereka harus berpuas diri bermain hing­ga babak penyisihan saja. Tim putri kalah dua kali dari tiga pertan­dingan penyisihan. Hasil itu belum mampu untuk membuat mereka tampil di final. (rls/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan