JAKARTA – Pasca debat capres kedua beberapa hari yang lalu justru membuat serangan kepada capres petahana Jokowi makin kencang, Namun masyarakat sudah pandai menilai mana capres yang berkualitas. Ketua Umum Taruna Merah Putih, Maruarar Sirait menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo sudah biasa dihina sejak dahulu. Pria yang akrab disapa Ara itu menuturkan, tentu Jokowi tidak sempurna.
“Tadi dikatakan seolah-oleh Jokowi itu hanyalah tukang, bukan leader atau ada manager. Bagi saya, tidak apa apa dan Jokowi itu sudah biasa dihina sejak dulu,” ujar Ara dalam dialektika demokrasi bertema “Batasan Norma Dalam Debat Capres” di Jakarta, Kamis (21/2).
Ara menambahkan, diakui, bahwa Jokowi selain memiliki prestasi, tentu juga memiliki kelemahan. Namun Ia yakin yang jelas masyarakat sadar dalam memilih capres itu berdasarkan track record. “Dia memang tidak sempurna dan pasti ada kekurangan, tapi rakyat Indonesia telah terbukti memberi kepercayaan, mungkin lebih banyak lihat kelebihannya,” ucapnya.
Salah satu prestasi Jokowi, sambung pengurus TKN, terbukti Jokowi tak pernah kalah dalam kontestasi politik. Ara menegaskan bahwa masyarakat melihat rekam jejak Jokowi dari wali kota, gubernur hingga presiden. “Rakyat pasti melihat bagaimana Jokowi pernah jadi walikota, gubernur dan presiden,” ulasnya
Berbeda dengan Prabowo yang belum pernah menang dalam kontestasi, kecuali Ketua umum Gerindra. ”Jadi itu harus kita akui jujur, saya hormat dengan Prabowo sebagai Ketua umum Gerindra. Jadi kita menghormati tradisi setiap partai,” terangnya.
Lanjut Ara, terkait Prabowo tidak punya rekam jejak memenangi kontestasi politik di era demokrasi. Dalam pandangan Ara, hal itu menunjukkan Prabowo tak bisa meyakinkan rakyat. Fakta-fakta memang menunjukkan Prabowo belum pernah menang. Artinya, belum mampu meyakinkan rakyat untuk level kabupaten/kota sekalipun. “Untuk level kabupaten/kota seperti Bapak Jokowi, tidak pernah. Gubernur saja (Prabowo) tidak pernah, untuk presiden apalagi.” ungkapnya
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu menduga para pendukung Prabowo masih sulit menerima kenyataan bahwa Jokowi tetap unggul. Bahkan, kini jarak elektabilitas antara Jokowi dengan prabowo mencapai 20 persen.